Nasehat untuk para pejuang dakwah
Kita sedang belajar suatu yang besar disini. Saudara, kita sering membuat acara besar seperti kajian/mentoring bersama tapi tidak ada yang hadir, kecuali hanya sedikit. Mungkin jumlahnya 5 orang. Itu sebuah kegagalan seluruh acara itu gagal. Hanya ada 5 orang yang hadir.
"Kita menyusun acara ini bersama, kita menyebar selembaran kertas, membuat pengumuman, kita menempelkan selembara kertas dimobil orang lain, bahkan kita sampai mengganggu orang lain, mengirim SMS spam yang tentunya tidak disukai, membanjiri dan memenuhi laman Facebook orang lain juga di social media lain tapi hanya 5 orang yang hadir ?!. Benar-benar gagal."
Sebenarnya, anda melakukan berbagai usaha itu bukan demi jumlah orang yang hadir. Anda melakukan berbagai usaha itu sebagai ibadah kepada Allah Shubhanahu Wata'ala. Jadi itu sudah sukses.
Walaupun tidak ada orang yang hadir dalam acara kita, itu tetap sebuah kesuksesan. Karena Anda baru saja melakukan pekerjaan untuk Allah azza wa jalla. Anda berusaha melakukan sesuatu untuk menegakkan agama.
Anda berusaha melakukan itu dan itu untuk Allah. Tidak ada hal lain yang membuatmu tertekan, tidak ada alasan untukmu merasa tertekan. Bahkan Allah memberitahu kepada Rasulullah "Laa Tahzan Alaihim." (QS. An-Nahl:127, An-Naml:70,Al-Hijr:88). Jangan cemaskan mereka. Lakukan saja pekerjaanmu !.
"Fa dzakkir innamaa anta mudzakkir." (QS. Al-Ghasiyah:21) 'Teruslah beri peringatan, tugasmu hanya memberi peringatan'. Jangan perdulikan apa yang orang lain bicarakan, lakukan saja apa yang Allah perintahkan, itulah yang Allah beri tahu kepadamu.
Inilah mentalitas pekerja untuk Islam. Tidak penting dalam kapasitas apapun, baik anda hanya sebuah sukarelawan yang kerjanya hanya memindahkan barang-barang atau membantu membereskan mesjid sebelum shalat Jum'at. Dalam kapasitas apapun Anda membantu, mentalitas anda adalah 'apapun yang saya kerjakan bernilai disisi Allah'.
Ketika zaman Rasulullah ada seorang wanita tua yang biasa menyapu mesjid Nabawi. Radhiyallahu Anha', Tak ada yang mengtahui namanya. pada suatu hari ia menghilang secara misterius lalu ada kabar bahwa mungkin dia meninggal. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bertanya kepada para sahabat "Kemana dia ?"
Lalu beliau menangis karenanya dan beliau memberinya doa dan pujian untuknya. Padahal tidak ada yang datang kepada halaqahnya, ia tidak membuat sebuah halaqah. Dia tidak melakukan sesuatu hal yang besar. Bahkan tak ada yang tau namanya. Tapi dia sangat sukses hingga membuat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam merindukanya dan beliau berdoa untuknya.
Jangan menganggap apa yang anda lakukan terhadap agama anda itu kecil, jangan anggap remeh hal itu. Atau "karena saya bukan ketua organisasi Islam ROHIS (Rohani Islam) atau LDK (Lembaga Dakwah Kampus) ? lalu apa gunanya ?. saya hanya seorang sukarelawan, saya hanya seorang sekretaris, saya hanya seorang bendahara, saya hanya anggota biasa, apalah itu, tidak ada apa-apanya." Wahai saudaraku coba pikirkanlah wanita tua yang menyapu mesjid nabawi yang diceritakan tadi, pikirkanlah.
Kita disini bukan untuk meraih jabatan organisasi, kita disini untuk mengabdi kepada agama. Kita disini untuk mengabdi kepada Allah Azza wa jalla. Kita tidak seperti iblis, bila tidak mendapat jabatan, dia akan marah. Kita tidak seperti itu. Kita tidak peduli akan jabatan organisasi. Itu semua hanya gelar, semua itu akan datang dan pergi.
Siapa ketuanya, siapa mc, siapa bendahara, siapa sekretaris, siapa yang bertanggung jawab, siapa imamnya, tidaklah penting semua itu. Pada akhirnya, jika kita semua tulus mengerjakanya karena Allah, antara mubaligh yang berbicara didepan dan seorang yang membantu membersihkan mesjid anda tidak akan tahu siapa yang diberi pahalanya lebih banyak oleh Allah.
Terkadang ada sebuah konferensi Islam dan terdapat ribuan orang yang hadir, semua menyimak dan berkata "Masyaa Allah pembicaraanya sangat hebat !" padahal dia tidak melakukan apapun, dia hanya diundang dengan pesawat, menginap dihotel dan berbicara selama 20-30 menit. Dia tidak melakukan apapun, siapa yang berkerja ? ya, mereka yang berusaha agar anda masuk aula, yang tetap berjaga sepanjang malam agar acaranya berjalan lancar, tak ada yang tahu siapa namanya, ia berkerja dibalik layar.
Mereka tidak naik kepanggung lalu berkata "Ya saudaraku sama-sama, acara ini mungkin tidak akan berjalant tanpaku." Mereka tidak lakukan itu. Tetapi, Allah mengenali mereka dan itu sudah cukup. Inilah perilaku pekerja untuk Islam.
Semoga Allah Azza Wa Jalla menjadikan kita sebagai orang yang berusaha menegakkan agama seberapapun kapasitasnya.
Tulisan ini tidak bertujuan untuk menjelek-jelekan seseorang. Namun, tulisan ini ditulis agar semua orang dapat terus termotivasi berdakwah dijalan Allah seberapapun itu kapasitanya, baik hanya membersihkan mesjid, membuat program halaqah, atau bahkan sebagai pemateri halaqah.
Teruslah berjuang untuk agama Allah, cukuplah Allah bagi kita. Kerjakan semua hal Lillah Karena Allah sekecil apapun itu, Karena tidak ada amal baik yang kecil dimata Allah, semuanya bernilai disisiNya.... [Alislamedia]
Post a Comment