Berhentilah diperbudak dunia !
Mengejar dunia tidaklah salah dan tidaklah tercela, tapi menghamba kepada dunia adalah kesalahan besar dan suatu celaan.  Banyak diantara kita yang tidak menyadari bahwa dirinya pada hakikatnya sedang diperbudak atau sedang menghamba kepada dunia.

Dunia adalah hal yang sangat hina lagi fana. Menjadi bukti akan kehinaannya, kehidupan dunia dijadikan sebagai mainan para hambanya. Ini adalah salah satu bentuk penghambaan terburuk seorang manusia. Di mana seseorang itu hatinya dipenuhi dengan ambisi dunia, jasadnya haus akan dunia, pikirannya terpaut hanya untuk dunia, kehidupannya keras akan dunia, keinginannya dipenuhi cita-cita dunia, ucapannya dipenuhi dengan kelalaian dunia.

Tatkala seseorang hatinya terpenuhi oleh dunia, ia akan memandang kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang hina. Ambillah bukti yang nyata di sekitar kita, lihatlah kepada diri kita sendiri atau orang di sekitar kita. Orang yang hatinya dipenuh hasrat terhadap dunia akan melalaikan kehidupan akhiranya. Mereka membangga-banggakan akan derajatnya yang mulia, atau ambisinya dipenuhi perkara dunia, mereka bersedih tatkala dunia pergi dari mereka.

Tatkala kita bangga dan semangat dalam mengejar dunia, namun lengah lagi lalai dalam mengejar akhirat. Maka renungkanlah, mungkin engkau adalah salah satu dari mereka. Salah satu dari hamba-hamba dunia. Tatkala engkau lebih mementingkan jabatan atau kedudukan, gelar atau kehormatan, yang mana engkau menggadai aqidah dan agama, maka mintalah hidayah kepada Allah Ta’ala, karena mungkin saja engkau adalah hamba dunia.

Kita lihat sebagian dari mereka yang di perbudak oleh dunia. Mereka akan menganggap berlebihan kepada orang yang mempelajari agama, yang menjalankan syari'at dengan semangat. Namun, mereka akan memuliakan orang yang sesamanya, yang mereka saling mengejar dunia dengan cara "menghamba" kepadanya.

Perhatikanlah nasihat indah ini wahai saudaraku, semoga Allah melapangkan dadamu. Syaikh Ustaimin رحمه الله mengatakan, "Seakan-akan manusia diciptakan untuk dunia, bukan dunia diciptakan untuk manusia." Padahal sejatinya dunia lah yang diciptakan untuk kita, bukan kita diciptakan untuk dunia.

Demi Allah wahai saudaraku, aku sampaikan ini bukan untuk mencela kekayaan, bukan juga untuk mencela jabatan, apalagi gelar atau pun kehormatan. Semua itu adalah mulia, semua itu adalah terpuji dan bisa menjadi anjuran bagi kita untuk meraihnya. Namun tatkala engkau menggadaikan agamamu, mengenyampingkan agamamu, melalaikan ibadahmu yang mana dengan itu tujuan kita DICIPTAKAN, atau berambisi terlalu keras, saling berbangga akan apa yang ia raih. Niscaya semua itu adalah suatu celaan yang nyata.

Tanyakanlah kepada diri kita sendiri, apakah kita termasuk bagian dari mereka? Tanyakanlah kepada diri kita sendiri wahai saudaraku, semoga Allah Ta’ala membimbing kita selalu, apakah kita termasuk hamba dunia? Tak usah beri jawaban itu kepada orang lain, tidak juga kepada seorang 'alim, jawablah itu untuk diri kita sendiri.

Wahai dunia, sekiranya aku hidup dipangkuanmu selamanya, niscaya akupun ingin seperti mereka. Namun engkau hanya kehidupan yang singkat lagi sementara. Gedung mewah, harta melimpah, jabatan gelar yang tinggi, pada akhirnya akan tertimbun dalam tanah. Jasad yang gagah, tubuh yang indah, pada akhirnya akan menjadi bangkai yang dimakan binatang tanah. Wahai dunia, andai engkau adalah istriku, nicaya akan aku talak. Andai engkau adalah majikanku, niscaya akan aku igkari. Jika engkau adalah rajaku, niscaya akan aku hinakan. Jangan dekati aku dengan fitnah-fitnahmu, kehidupanku sejatinya adalah di akhirat. Kehidupan kekal yang tiada keraguan padanya.

Tidakkah kita ingat ayat-ayat-Nya yang sangat banyak tentang hakikat kehidupan dunia ini?

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?” (QS. Al An’am 32)

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64)

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad 36)

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

‘Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanya permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…” (QS. Al Hadid 20)

Post a Comment

Al Islam Media

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgljJARdMZpNnkJCqNjmnjBFqXXRUvhDEDdaB-BTUTDN8HBFktwFAn2fMOWUNaF67ck4h5aUZomR2kf8r1LktJpBYC0crazQJ7rtix8-fAnmv_68MqtqQLe7A_KrA6JZ3rYLzfvFn0vS88/s1600/logo-Normal.jpg} Alislamedia adalah sebuah website yang dibangun dengan tujuan untuk berdakwah dijagad maya dengan ajaran yang sesuai dengan Ahlu Sunnah Wal Jamaah. {facebook#https://www.facebook.com/Al-Islam-Media-951541374980584/} {twitter#https://twitter.com/alislamedia} {google#https://plus.google.com/112566233403143663912}
Powered by Blogger.