Inilah penyakit-penyakit aktifis dakwah
Sering kita diajak untuk menjadi aktifis dakwah atau menjadi aktifis lainya. Namun, pernahkah kita terfikirkan apakah aktifis dakwah selalu dalam jalan kebenaran ? ternyata tidak saudara, karena tidak semua aktifis dakwah mempunyai tujuan yang murni Lillah Karena Allah, tidak semua murni karena bertujuan menegakan agama. Banyak diantara kita mempunyai penyakit yang sering dijangkiti oleh para aktifis dakwah yang sangat berbahaya.

Maka tatkala orang lain berlomba berbuat kebaikan ia berlomba untuk tampil didepan orang-orang, ketika orang lain tenang dalam melakukan sesuatu ia tergesa-gesa, atau ia selalu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan dan sebagainya. berikut diantara penyakit-penyakit aktifis yang dipaparkan oleh Ustadz Farid Nu'man Hasan.

Kamaliyat (Perfeksionis)

Ada aktifis Islam yang begitu ingin sempurna dan ideal. Apa yang dia baca, dia pahami, dia inginkan, dia dambakan, dia impikan harus terwujud hingga tujuan akhirnya. Dan cara ia berpandangan pada suatu hal/seseorang begitu idela dan sempuran dari nilai, entetis dan lainya.

Aktifis semacam ini akan sangat mudah dilanda rasa kecewa, sedih, atau galau ketika tujuanya tidak tercapai atau tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Jenis muharrik (aktifis) seperti ini rentan menggerutu, merajuk (ngambek), mengomel dan sebagainya jika idealismenya tidak terwujud.

Dia lupa bahwa dirinya manusia, qiyadah-nya manusia,  kawannya manusia, mad’u (objek da’wah)-nya juga manusia, maka hal yang akan terjadi adalah hal yang hasilnya manusiawi pula.

Isti’jaal (Tergesa-gesa)

Ada lagi aktifis dakwah atau Islam yang begitu semangat dalam da’wahnya, mengerahkan semua tenaga dan pikirannya, mengorbankan banyak sekali waktu, dengan tidak memahami hakikat tabi'at dakwah yang harus ia raih dengan jalan yang panjang dan tentu melelahkan.

Akhirnya tenaganya berakhir pada saat jauh dari tujuan. Ini bisa terjadi karena keinginannya/tujuanya untuk cepat-cepat mendapat hal yang ia impikan, cepat-cepat menang, cepat-cepat terjadinya futuhat (penaklukan) atas musuh/lawan atau daerah.

Seringkali juga ia tergesa-gesa dalam menilai perubahan musuh-musuh dakwah, sehingga hilanglah darinya rasa kewaspadaan.
Disangkanya musuh sudah melunak, disangkanya musuh sudah ditaklukan, disangkanya musuh sudah menjadi pendukung,  padahal itu semua adalah strategi mereka. Terburu-buru memang membuat kita menjadi mempunyai rasa hati-hati yang sangat sedikit atau tipis

Futuur (Lemah dan Berhenti) 

Ada pula aktifis dakwah yang lemah dan lelah setelah semangat, berhenti setelah bergerak. Itulah Futur. Hal ini sering disebabkan oleh kerasnya perlawanan/pertarungan dan minimnya stamina baik berupa pasokan ruhiyah/jiwa yang ringkih, fikriyah/fikiran yang lemah, jasadiyah/tubuh yang layu, ditambah faktor ekonomi yang lemah.

Di sisi lain, kemenangan yang diinginkan tidak kunjung datang bahkan tanda-tandanyapun tidak terlihat, sementara musuh-musuh da’wah Islam semakin agresif menteror, memfitnah, sampai menangkap mereka. Lahirlah rasa takut, akhirnya mereka meninggalkan dan surut dari arena juang dakwah.  Dulunya mereka orang yang kuat, sekarang menjadi buih.

Hubbuzh Zhuhuur (Senang Tampil)

Terdapat pula aktifis yang selalu ingin tampil didepan umum. Ingin disebut namanya, dianggap mempunyai kontribusi yang besar dalam saham dakwah, dan penting kontribusinya. Semangat dalam keramaian, lemah dalam kesendirian. Iri hati jika saudaranya lebih baik dan sering tampil. Keikhlasannya dipertaruhkan. Menilai saudaranya sesama aktifis sebagai kompetitor/rival dalam arti negatif, bukan berlomba dalam kebaikan.

Penyakit ini bisa disembuhkan dengan bagusnya tauhid/aqidah, meluruskan niat untuk Fii Sabilillah, dan mengenyampingkan target pribadi duniawi.

Isytighal bimaa laa ya'nih (Sibuk Dengan Hal Yang Tidak Bermanfaat)

Terdapat aktifis yang sangat senang mengoleksi kesalahan-kesalahan orang lain, berdebat di sana sini, berkutat pada masalah yang tidak produktif, dan jauh dari umat. Seolah dia autis, punya dunia dan kehidupan sendiri.

Bagaimana kita bisa maju dan memperbaiki diri sedangkan ia sibuk dengan urusanya dan menjauh dari permasalahan umat ?

Tafarruq (perpecahan) 

Yang terakhir yaitu tidak mempunyai sikap toleran dan menerima pendapat/pandangan orang lain. Lapang dada adalah sikap mahal baginya. kemanapun ia berada selalu mengundang dan mengandung ihtikaak (gesekan/friksi), baik di remaja mesjid, organisasi, lembaga dakwah dan sejenisnya.

Ia senang sekali berpecah, dengan dalih "meluruskan yang salah". Akhirnya, Saudara menjau, kawan menjadi lawan, musuhpun kegirangan.

Wallahu A'lam Bishowab

Post a Comment

Al Islam Media

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgljJARdMZpNnkJCqNjmnjBFqXXRUvhDEDdaB-BTUTDN8HBFktwFAn2fMOWUNaF67ck4h5aUZomR2kf8r1LktJpBYC0crazQJ7rtix8-fAnmv_68MqtqQLe7A_KrA6JZ3rYLzfvFn0vS88/s1600/logo-Normal.jpg} Alislamedia adalah sebuah website yang dibangun dengan tujuan untuk berdakwah dijagad maya dengan ajaran yang sesuai dengan Ahlu Sunnah Wal Jamaah. {facebook#https://www.facebook.com/Al-Islam-Media-951541374980584/} {twitter#https://twitter.com/alislamedia} {google#https://plus.google.com/112566233403143663912}
Powered by Blogger.