Bahaya bicara tentang agama tanpa ilmu
Wahai Sahabat, tahukah engkau bahwa ketika ilmu sudah hilang dari para manusia lewat kematian para ulama, maka akan banyak orang bodoh berkeliaran. Akan banyak kejahilan terjadi di masyarakat luas. Dan karena hawa nafsu tidak akan pernah habis, mereka yang bodoh ini keluar dari tempat mereka dan banyak berbicara tentang agama tanpa ilmu. Itulah realita di zaman fitan ini. Subhaanallaah.

Allaah berfirman,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah, “Rabbku/tuhanku hanya mengharamkan/melarang perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allaah dengan sesuatu yang Allaah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allaah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allaah tanpa ilmu).” (QS. Al-A’raaf [7]: 33).

Ibnul Qayyim rahimahullaah ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Allah subhanahu Wata'ala mengurutkan keharaman menjadi empat tingkatan. Allaah memulai dengan menyebutkan tingkatan dosa yang lebih ringan yaitu al fawaahisy (perbuatan keji). Kemudian Allaah menyebutkan keharaman yang lebih dari itu, yaitu melanggar hak manusia tanpa jalan yang benar. Kemudian Allaah beralih lagi menyebutkan dosa yang lebih besar lagi yaitu berbuat syirik kepada Allaah. Lalu terakhir Allaah menyebutkan dosa yang lebih besar dari itu semua yaitu berbicara tentang Allaah tanpa ilmu. Larangan berbicara tentang Allaah tanpa ilmu ini mencakup berbicara tentang nama dan shifat Allaah, perbuatan-Nya, agama dan syari’at-Nya.” (Faedah Ilmu dari I’lamul Muwaqi’in, Ibnul Qayyim, 1/38, Darul Jail Beirut)

Betapa menyeramkan wahai Sahabat apabila kita berani mengatakan tentang agama ini sesuatu yang kita tidak punya ilmunya yang benar. Sungguh, Allaah telah melarang kita untuk mengatakan suatu hukum perkara dengan asal-asalan tanpa ilmu yang lurus.

Allaah berfirman dalam surat an-nahl surat 16 ayat ke 116,

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allaah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allaah tiadalah beruntung.

Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullaah berkata, “Barangsiapa berbicara/berkata tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allaah telah berfirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ

Dan siapakah yang tidak lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allaah sedikitpun. (QS. Al-Qashash [28]: 50).” (Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393)

Bayangkan apa yang akan terjadi apabila kita berkata tentang syari’at agama kita tanpa ilmu dan pemahaman yang lurus?

Rasūlullāh bersabda,

“Barangsiapa menyeru/memberi tahu kepada petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya/melakukanya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim no. 2674).

Seramkah ? Takutlah wahai saudara. Bukan sekedar itu, bahkan kalau kita asal-asalan menyampaikan hadits saja, sudah jelas ancamannya disiapkan tempat duduk di Neraka, Na’uudzubillaah.

Rasūlullāh bersabda,

“Sesungguhnya berdusta (berbohong) atas namaku (Rasulllah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) tidaklah sama dengan berdusta(berbohong) pada selainku. Barangsiapa yang berdusta(berbohong) atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di Neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).

Maka dari itu bila kita belum mempunyai ilmu agama dan pemahaman yang jelas lebih baik kita diam, tapi bila kita sudah mendapat pemahaman yang jelas dari para ulama maka sampaikanlah.
Tags : # #

Post a Comment

Al Islam Media

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgljJARdMZpNnkJCqNjmnjBFqXXRUvhDEDdaB-BTUTDN8HBFktwFAn2fMOWUNaF67ck4h5aUZomR2kf8r1LktJpBYC0crazQJ7rtix8-fAnmv_68MqtqQLe7A_KrA6JZ3rYLzfvFn0vS88/s1600/logo-Normal.jpg} Alislamedia adalah sebuah website yang dibangun dengan tujuan untuk berdakwah dijagad maya dengan ajaran yang sesuai dengan Ahlu Sunnah Wal Jamaah. {facebook#https://www.facebook.com/Al-Islam-Media-951541374980584/} {twitter#https://twitter.com/alislamedia} {google#https://plus.google.com/112566233403143663912}
Powered by Blogger.