Parah ! Anak menggugat Ibunya Rp 1,8 Miliar di Garut
Masalah ini dimulai karena urusan utang piutang antara kedua anak Siti Rohaya yang sudah berumur lanjut yaitu 83 tahun. Ibu yang biasa di sebut dengan panggilan Amih ini digugat ke pengadilan karena masalah hutang piutangnya. Niatan Amin yang ingin membantu anaknya dengan bersedia menandatangani bahwa ia bersedia untuk menyatakan bahwa dirinyalah yang memilik hutang agar anaknya tidak ditalak oleh suaminya.

"Amih mah enggak nyangka anak yang disayang Amin malah menggugat ke pengadilan." Ungkap Amih ketika ditemui di kediaman anak bungsunya dikeluarahan Muara Sanding, Garut Kota, Garut, Jum'at 24 Maret 2017.

Sambil mengusap linangan air matanya, Yani Suryani memohon agar Amih menandatangani surat pernyataan bahwa Amihlah yang mempunyai hutang kepada anaknya yang disayang itu.

Maka dengan teganya Yani menggugat ibunya sendiri ! "Dia cuman ngomong tantanganin surat ini, katanya dia takut dicerai oleh suaminya." Katanya.

Mendengar cerita anaknya yang datang kepada orang tua untuk meminta pertolongan seperti itu, mana ada orang tua yang akan membiarkanya begitu saja, pastilah orang tua yang sayang terhadap anaknya akan menolongnya.

"Ya Amih selaku orang tua kan enggak mau lihat anaknya disakitin, ya Amih tanda tangan aja," Kata Amih sambil mengusap air matanya. Amih sangat berharap bahwa anaknya dan menantunya mau menyelesaikan masalah ini dengan jalur kekeluargaan.

"Udah capek Amih harus (bolak balik) terus ke pengadilan," pungkasnya.

Kasus ini berakar pada 2001 saat salah satu anak Amih yang meminjam uang kepada Yani dan suaminya Handoko sekitar 42 Juta. Namun, hingga saat ini belum dapat dilunasi oleh anaknya yang meminjam tersebut yaitu Asep Ruhiyat. Saat ini hutang tersebut masih tersisa Rp 20 juta. Selang 16 tahun, Yani malah menggugat orang yang telah merawatnya, membesarkanya, melahirkanya, dan berkorban untuknya. Parahnya ia menuntut Rp 18 Miliar untuk kerugian materil dan immateril.

liwa rayah
Ibn Abbas ra. Juga menyatakan:
Panji (râyah) Rasulullah saw. berwarna hitam dan benderanya (liwâ’) berwarna putih; tertulis padanya: Lâ ilâha illalLâh Muhammad RasûlulLâh (HR ath-Thabrani).

Kaum Sekuler Radikal yang selama ini membuat streotip negatif tentang islam, telah membuat opini menyesatkan bahwa bendera hitam dan putih yang bertuliskan lafadz tauhid itu adalah bendera Teroris. Hal itu tentu merupakan sebuah kemufakatan jahat atas simbol-simbol islam.

Sahabat, sesungguhnya bendera itu adalah bendera Nabi saw. Selain hadits di atas, terdapat juga lafadz hadits lainnya,

Jabir bin Abdullah ra. menyatakan, “Sesungguhnya liwa Nabi saw. pada Hari Penaklukkan Kota Makkah berwarna putih.” (HR Ibn Majah, al-Hakim dan Ibn Hibban)

Dahulu, sebelum kenal islam dengan mindset perjuangannya yang universal dan kaffah, Simbol-simbol dan pemikiran islam nampak mengerikan. Tapi akhirnya saya tersadarkan bahwa islam adalah agama yang kaffah, yang mengatur urusan pribadi hingga negara. Maka wajar, kekinian getol sekali para pengemban islam, menginformasikan bendera islam.

Sahabatku, menyanjung dan memuliakan bendera ini adalah kehormatan yang terus perlu kita jaga. Kita berhadapan dengan kaum pandir, berhadapan dengan mereka yang berselimut "iman" padahal jubah mereka tak lebih sebagai gerakan sekuler yang radikal, yang ingin memisahkan rakyat dengan islam yang diembannya.

Sesungguhnya, Allah SWT sudah memberikan peringatan kepada kita semua terhadap hal ini,

Di antara manusia (ada) orang yang menggunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan (QS Luqman [31]: 6).

Maka, mari kita kibarkan bendera tauhid itu. Apapun ras kita, bangsa kita, negara kita. Semoga tulisan ini menjadi bagian penting untuk mewacanakan islam sebagai petunjuk hidup manusia.

Inilah penyakit-penyakit aktifis dakwah
Sering kita diajak untuk menjadi aktifis dakwah atau menjadi aktifis lainya. Namun, pernahkah kita terfikirkan apakah aktifis dakwah selalu dalam jalan kebenaran ? ternyata tidak saudara, karena tidak semua aktifis dakwah mempunyai tujuan yang murni Lillah Karena Allah, tidak semua murni karena bertujuan menegakan agama. Banyak diantara kita mempunyai penyakit yang sering dijangkiti oleh para aktifis dakwah yang sangat berbahaya.

Maka tatkala orang lain berlomba berbuat kebaikan ia berlomba untuk tampil didepan orang-orang, ketika orang lain tenang dalam melakukan sesuatu ia tergesa-gesa, atau ia selalu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan dan sebagainya. berikut diantara penyakit-penyakit aktifis yang dipaparkan oleh Ustadz Farid Nu'man Hasan.

Kamaliyat (Perfeksionis)

Ada aktifis Islam yang begitu ingin sempurna dan ideal. Apa yang dia baca, dia pahami, dia inginkan, dia dambakan, dia impikan harus terwujud hingga tujuan akhirnya. Dan cara ia berpandangan pada suatu hal/seseorang begitu idela dan sempuran dari nilai, entetis dan lainya.

Aktifis semacam ini akan sangat mudah dilanda rasa kecewa, sedih, atau galau ketika tujuanya tidak tercapai atau tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Jenis muharrik (aktifis) seperti ini rentan menggerutu, merajuk (ngambek), mengomel dan sebagainya jika idealismenya tidak terwujud.

Dia lupa bahwa dirinya manusia, qiyadah-nya manusia,  kawannya manusia, mad’u (objek da’wah)-nya juga manusia, maka hal yang akan terjadi adalah hal yang hasilnya manusiawi pula.

Isti’jaal (Tergesa-gesa)

Ada lagi aktifis dakwah atau Islam yang begitu semangat dalam da’wahnya, mengerahkan semua tenaga dan pikirannya, mengorbankan banyak sekali waktu, dengan tidak memahami hakikat tabi'at dakwah yang harus ia raih dengan jalan yang panjang dan tentu melelahkan.

Akhirnya tenaganya berakhir pada saat jauh dari tujuan. Ini bisa terjadi karena keinginannya/tujuanya untuk cepat-cepat mendapat hal yang ia impikan, cepat-cepat menang, cepat-cepat terjadinya futuhat (penaklukan) atas musuh/lawan atau daerah.

Seringkali juga ia tergesa-gesa dalam menilai perubahan musuh-musuh dakwah, sehingga hilanglah darinya rasa kewaspadaan.
Disangkanya musuh sudah melunak, disangkanya musuh sudah ditaklukan, disangkanya musuh sudah menjadi pendukung,  padahal itu semua adalah strategi mereka. Terburu-buru memang membuat kita menjadi mempunyai rasa hati-hati yang sangat sedikit atau tipis

Futuur (Lemah dan Berhenti) 

Ada pula aktifis dakwah yang lemah dan lelah setelah semangat, berhenti setelah bergerak. Itulah Futur. Hal ini sering disebabkan oleh kerasnya perlawanan/pertarungan dan minimnya stamina baik berupa pasokan ruhiyah/jiwa yang ringkih, fikriyah/fikiran yang lemah, jasadiyah/tubuh yang layu, ditambah faktor ekonomi yang lemah.

Di sisi lain, kemenangan yang diinginkan tidak kunjung datang bahkan tanda-tandanyapun tidak terlihat, sementara musuh-musuh da’wah Islam semakin agresif menteror, memfitnah, sampai menangkap mereka. Lahirlah rasa takut, akhirnya mereka meninggalkan dan surut dari arena juang dakwah.  Dulunya mereka orang yang kuat, sekarang menjadi buih.

Hubbuzh Zhuhuur (Senang Tampil)

Terdapat pula aktifis yang selalu ingin tampil didepan umum. Ingin disebut namanya, dianggap mempunyai kontribusi yang besar dalam saham dakwah, dan penting kontribusinya. Semangat dalam keramaian, lemah dalam kesendirian. Iri hati jika saudaranya lebih baik dan sering tampil. Keikhlasannya dipertaruhkan. Menilai saudaranya sesama aktifis sebagai kompetitor/rival dalam arti negatif, bukan berlomba dalam kebaikan.

Penyakit ini bisa disembuhkan dengan bagusnya tauhid/aqidah, meluruskan niat untuk Fii Sabilillah, dan mengenyampingkan target pribadi duniawi.

Isytighal bimaa laa ya'nih (Sibuk Dengan Hal Yang Tidak Bermanfaat)

Terdapat aktifis yang sangat senang mengoleksi kesalahan-kesalahan orang lain, berdebat di sana sini, berkutat pada masalah yang tidak produktif, dan jauh dari umat. Seolah dia autis, punya dunia dan kehidupan sendiri.

Bagaimana kita bisa maju dan memperbaiki diri sedangkan ia sibuk dengan urusanya dan menjauh dari permasalahan umat ?

Tafarruq (perpecahan) 

Yang terakhir yaitu tidak mempunyai sikap toleran dan menerima pendapat/pandangan orang lain. Lapang dada adalah sikap mahal baginya. kemanapun ia berada selalu mengundang dan mengandung ihtikaak (gesekan/friksi), baik di remaja mesjid, organisasi, lembaga dakwah dan sejenisnya.

Ia senang sekali berpecah, dengan dalih "meluruskan yang salah". Akhirnya, Saudara menjau, kawan menjadi lawan, musuhpun kegirangan.

Wallahu A'lam Bishowab

Manfaat doa yang penting untuk diketahui (1/2)
Secara bahasa, doa bisa diartikan sebagai memohon atau meminta, doa pun identik dengan kata lain; dakwah. Sehingga doa bisa juga berarti mengajak atau mengundang agar datang. Doa memiliki arti permohonan yang mekanismenya dilakukan dengan permohonan langsung kepada Allah swt agar diberikan Rezeki, kebaikan, keberkahan, kemudahan, kesehatan dan jalan keluar dari kesulitan, kesempitan, kemudharatan dan lain-lain.

Sementara itu doa yang berarti mengundang ataupun mengajak dilakukan dengan cara menghadirkan arti-arti sifat dari Allah Subhanahu Wata'ala. yang berjumlah 99 (asmaul husna) di setiap perilaku kita sehari-hari.

Manfaat doan dan dzikir amat banyak, jumlahnya bisa mencapai seratus lebih. Akan tetapi kami akan menyebutkan beberapa faedah mengingat Allah Subhanahu Wata'ala.

1. Mendatangkan Keridhaan Allah.

2. Mengusir Syaitan, menundukkan dan mengenyahkanya.

3. Menghilangkan kesedihan hati dan kemuramanya.

4. Mendatangkan kegembiraan serta ketentraman dalam jiwa.

5. Menguatkan jasmani dan rohani.

6. Membuat hati dan wajah berseri-seri.

7. Melapangkan rezeki.

8. Menimbulkan rasa percaya diri dan menunjukan karisma.

9. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SUbhanahu Wata'ala yang merupakan ruh Islam, inti agama, poros kebahagian, kenikmatan, kemudahan dan keselamatan.

10. Menumbuhkan rasa selalu diawasi/dilihat oleh Allah subhanahu Wata'ala, sehingga memasukan seorang hamba ke dalam Ihsan. Maka, iapun dapat beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya, tetapi bila ia tidak mampu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah maha melihat pasti melihatnya.

11. Membuahkan ketundukan berupa kepasrahan diri kepada Allah dan niat kembali kepada-Nya. Selagi dia banyak bertaubat kepada Allah Subahanahu Wata'ala dengan menyebut asma-Nya, maka hatinya selalu ingat kepada Allah, sehingga Allah menjadi tempat mengadu serta tempat kembali baginya, juga sumber dari kebahagiaan dan kesenanganya, tempat bergantung saat senang ataupun mendapat bencana atau musibah, ketika lapang maupun sempit.

12. Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Semakin banyak seseorang berdzikir maka semakin dekatlah ia kepada-Nya. Begitu pula sebaliknya.

13.  Membuka berbagai pintu ma'rifat selebar-lebarnya. Semakin banyak dia berdzikir, semakin lebar pintu tersebut terbuka baginya.

14. Memupuk rasa takut kepada Allah dan menggugah hati untuk senantiasa memuliakan-Nya.

15 Membuat diri selalu diingat Allah Subhanahu Wata'ala. Sebagaimana Firmanya :

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu..." (QS. Al-Baqarah:152)

16. Menghidupkan hati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : "Dzikir bagi hati sama dengan ari bagi ikan, maka apa yang terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air ?"

17. Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapanya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapanya.

Suatu hari Ibnul Qayyim menemui Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang sedang melaksanakan shalat shubuh. Seusai shalat, Syaikh berdzikir hingga hampir pertengahan siang. Saat itulah, beliau menoleh kearahnya dan berkata : "Inilah santapanku. Andaikan aku tidak mendapatkanya, niscaya kekuatanku akan hilang."

Syaikhul Islam juga pernah berkata : "Aku tidak akan meninggalkan dzikir; kecuali dengan niat mengistirahatkan jiwaku. Istirahat ini sebagai persiapan bagiku untuk melakukan dzikir yang berikutnya."

18. Membersihkan hati dan karatnya. Segala sesuatu memiliki karat, adapun karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan cara membersihkan karat ini seorang hamba harus bertaubat dan beristighfar.

19. Menghapuskan dan menghilangkan kesalahan. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung, sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan.

20. Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai terus dihantui oleh kerisauan atau kegelisahan, yang tidak bisa dihilangkan kecuali berdzikir.

21. Takbir (Allahu Akbar), Tasbih (Subahanallah), Tahmid (Alhamdulillah, dan tahlil (Laa ilaaha Illallah). Seorang hamba tatkala berdzikir akan mengingatnya saat ditimpa kesulitan

22. Seorang yang mengenal Allah Subahanahu Wata'ala dengan cara berdzikir pada saat lapang menjadikan hamba tetap mengenal-Nya disaat menghadapi kesulitan, Maka Allah mengenalnya saat ia ditimpa kesulitan.

23. Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari berbagai keburukan didunia dan akhirat, serta sebagai penyelamat dari adzab Allah, seperti dikatakan Mu'adz bin Jabal Rahimahullah :

"Tidak ada amal anak Adam yang lebih menyelamatkan dari adzab Allah selain daripada dzikir kepada Allah." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Sanadnya Shahih)

24.Dzikir kepada Allah menyebabkan turunya ketenangan serta datangnya rahmat. Bahkan ditegaskan bahwasanya para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

25. Dzikir menyibukan lisan hingga ia tidak melakukan ghibah, mengadu domba, berdusta, kekejian dan kebathilan.  Siapapun yang membiasakan lidahnya untuk selalu berdzikir, maka lebih terjaga (selamat) dari kebathilan serta perkataan yang sia-sia.

Secara harfiah, doa berarti memohon, doa pun identik dengan kata lain; dakwah. Sehingga doa bisa juga berarti mengajak atau mengundang agar datang. Doa yang berarti permohonan mekanismenya melakukan permohonan langsung kepada Allah swt agar diberikan kebaikan, keberkahan, kemudahan, kesehatan dan jalan keluar dari kesulitan dan lain-lain.

Sementara doa yang berarti mengundang hadir atau mengajak dilakukan dengan caara menghadirkan arti-arti sifat Allah swt. yang berjumlah 99 (asmaul husna) di setiap perilaku kita sehari-hari.

26. Majelis dzikir adalah majelisnya para malaikat, sedangkan majelis kelalaian dan permainan adalah majelis syaitan.

27. Para malaikat selalu memohonkan ampunan bagi orang yang berdzikir. Banyak berdzikir akan menghindarkan diri kita dari sifat nifaq (munafik).

28. Orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah akan merasa bahagia dan mendapat keberkahan, begitu pula bagi orang yang dekat denganya.

29. Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan pada hari kiamat, karena setiap majelis yang tidak terdapat dzikir kepada Allah akan menjadi penyesalan kelak (pada hari kiamat).

30. Berdzikir kepada Allah sendirian sambil meneteskan air mata akan melindunginya dari panas matahari dipadang mahsyar pada hari kiamat, karena dia dilindungi oleh Arsy Allah. Adapanu orang lain yang tidak berdzikir  kepada Allah akang tersengat panasnya matahari pada saat itu.

31. Dzikir itu ibadah yang paling mudah, namun yang paling agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah adalah gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah dilakukan manusia.

Diantara kalimat yang ringan dilisan tetapi berat ditimbangan dan dicintai oleh Allah yaitu :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

"Maha suci Allah, aku memuji-Nya, mahasuci Allah yang maha agung." (Shahih HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

32. Dzikir merupakan tanaman Surga. Ini sebagaimana riwayat at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas'ud Rahimahullah, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Pada malam tatkala diisra'kan, aku bertemu Ibrahim al-Khalil, lantas dia berkata padaku : 'Wahai Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga itu bagus tanahnya, segar airnya, dan bahwa surga itu berupa tanah yang kosong sedangkan tanamanya adalah lafazh dzikir :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

'Maha suci Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahidengan benar kecuali Allah, dan Allah maha besar.'" (Shahih: HR. At-Tirmidzi)
Menurut at-Tirmidzi Rahimahullah, sanad hafits tersebut hasan gharib.

33. Pemberian dan karunia Allah yang dilimpahkan karena dzikir tidak pernah dilimpahkan-Nya karena amal yang lain. Dari Abu Hurairah Rahimahullah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Barang siapa yang mengucapkan :

لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير

'Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.'

Sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dia mendapat pahala seperti pahala membebaskan sepuluh budak, ditetapkan baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan hal itu menjadi perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari, dan tidak seorangpun yang membawa sesuatu yang lebih baik darpiada sesuatu yang dibawa orang itu, kecuali seseorang yang melakukanya lebih banyak lagi." (Shahih: HR. Al-Bukhari dan Muslim)

34. Terus-menerus berdzikir membuat hati seseorang tidka melalaikan Allah. Siapa yang melalaikan Allah akan lalai terhadap kemaslahatan dirinya sehingga dia pun binasa. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik."(QS. Al-Hasyr:19)

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (١٢٤)قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (١٢٥) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (١٢٦

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu [pula] pada hari ini kamupun dilupakan". (QS. Thaha: 124-126)

Makna firman Allah tersebut yaitu kamu diabaikan dan berada dalam kubangan azab sebagaimana kamu melupakan ayat-ayat-Ku dan tidak mau mengmalkanya dahulu.

Juga mencakup berpaling dari berdzikir kepada-Nya dengan hal yang disebutkan dalam kitab tersebut, juga berpaling dari asma-Nya, sifat-sifat-Nya, perintah-Nya, anugerah maupun nikmat-nikmat-Nya. Semua ini adalah akibat berpaling dari kitab Allah Subhanahu Wata'ala, al-Quran.

Dengan kata lain, "Siapa saja yang berpaling dari kitab-Ku, tidak mau membacanya, tidak mau mendalaminya, dan tidak memahaminya serta tidak mengamalkanya, maka niscaya hidup dan kehidupanya akan menjadi sempit dan dia akan senantiasa tersiksa."

35. Dzikir selalu menyertai hamba meskipun dia berada ditempat tidak, dipasar, tatkala sehat, sewaktu sakit, pada saat mendapat kenikmatan dan kesenangan, ketika menderita dan mendapat cobaan. Bahkan dzikir itu bersama hamba disetiap kondisi.

36. Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang sering mengucapkanya di dunia, dikuburan, dan ditempat kembalinya, yang meneranginya pada saat melalui Shirath. Sungguh, tidak ada yang dapat menyinari kubur dan hati melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah.

أَوَمَن كَانَ مَيۡتً۬ا فَأَحۡيَيۡنَـٰهُ وَجَعَلۡنَا لَهُ ۥ نُورً۬ا يَمۡشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ ۥ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ لَيۡسَ بِخَارِجٍ۬ مِّنۡہَا‌ۚ كَذَٲلِكَ زُيِّنَ لِلۡكَـٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-An'am:122)

37. Dzikir merupakan pangkal landasan jalan manusia secara umum dan bentuk kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan jalan untuk berdzikir berarti telah dibukakan baginya jalan untuk menuju kepada Allah.

38. Didalam hati ada suatu celah yang hanya dapat disumbat dengan berdzikir. Jika dzikir sudah menjadi semboyan hati, dimana hati inilah yang pada asalnya berdzikir, kemudian lisan mengikutinya, maka dzikir yang bisa menutupi celah tersebut. Maka manusia kan menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena keturunan, dan disegani bukan karena kekuasaan.

39. Dzikir dapat menghimpun yang tercerai berai dan menceraiberaikan yang terhimpun, serta mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Apa yang berserakan dihati hamba bisa dihimpun, seperti kehendak dan hasrat. Siksaan terpedih ialah jika apa yang ada dalam hati hamba tercerai berai. Hati hamba baru hidup dan merasakan kenikmatan hakiki jika kehendak dan hasratnya terhimpun menjadi satu.

40. Dzikir akan membangunkan hati dari tidur panjangnya, dan menjaganya dari kantuk (kelalaian). Manusia yang hatinya terjaga dari kelalaian akan menyadari berbagai kebaikan yang terluput darinya. Lalu dia berusaha menghidupkan sisa umurnya untuk meraih kebaikan-kebaikan tersebut.

41. Dzikir yang intinya tauhid ibarat sebatang pohon yang membuahkan pengetahuan dan keadaan yang dituju oleh hamba yang berjalan menuju Allah Subhanahu Wata'ala. Buahnya hanya bisa dipetik dari pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, niscaya ia akan banyak menghasilkan buah.

42. Orang yang berdzikir senantiasa merasakaan ma'iyyah (Kebersamaan) Allah, bahkan Dia selalu bersamanya. kebersamaan ilahi ini bersifat khusus, bukan kebersamaan yang hanya bersifat pengetahuan Allah terhadap hamba-Nya; tetapi kebersamaan karena kedekatan, cinta, pertolongan, dan taufiq-Nya.
Allah berfirman :

...إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ

"Sungguh Allah  beserta orang-orang yang bertaqwa..." (QS. An-Nahl:128)

وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ...

"...Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah:249)

Karena kebersamaan ini, orang yang berzikir mendapatkan karunia yang melimpah, sebagaimana dalam hadits qudsi : "Aku bersama hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku." (Shahih: HR. Ibnu Majah, Ahmad,  Al-Hakim, dan Ibnu Hibban)

43. Sesungguhnya didalam hati ada kekerasa yang tidak bisa dicairkan kecuali dengan berdzikir kepada Allah.

44. Dzikir merupakan penyembuhan dan obat penyakit hati. Imam Mak-hul berkata : "Mengingat Allah adalah kesembuhan, sedangkan mengingat manusia adalah penyakit."

45. Dzikir mendatangkan shalawat Allah dan para malaikat bagi pelakunya.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرً۬ا كَثِيرً۬ا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً۬ وَأَصِيلاً (٤٢) هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ وَمَلَـٰٓٮِٕكَتُهُ ۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَڪَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمً۬ا (٤٣

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah [dengan menyebut nama] Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya [memohonkan ampunan untukmu], supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya [yang terang]. Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 41-43)

Shalawat dari Allah dan para malaikat merupakan sebab untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.

46. Berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala dapat memudahkan kesulitan serta dapat meringankan beban yang berat.

47. Dzikir kepada Allah menyingkirkan segala ketakutan didalam hati sehingga menghadirkan perasaan aman.

48. Dzikir kepada Allah memberikan kekuatan bagi pelakunya sehingga mampu menyelesaikan suatu pekerjaan berat tanpa disangka-sangkat.

Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam perna mengajari putrinya, Fathimah, dan Ali bin Abi Thalib Rahimahullah pada suatu malam agar bertasbih sebanyak 33 kali tatkala hendak beranjak tidur, juga supaya bertahmid sebanyak 33 kali dan bertakbir 34 kali. Ini terjadi ketika putri beliau itu meminta seorang pelayan untuk membantun pekerjaanya, setelah mengadukan kesulitanya sebab harus menggunakan alat penggiling dan menyelesaikan urusan rumah tangga. Kemudia Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengjarkan dzikir tersebut dan bersabda : "Yang demikian itu lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang hamba/pelayan."

49. Dzikir adalah pangkal Syukur. Orang yang tidak berdzikir adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dzikir dan syukur adalah paduan kebahagiaan dan kejayaan. Kedua anugerah tersebut dihimpun dalam firman-Nya:

فَٱذۡكُرُونِىٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡڪُرُواْ لِى وَلَا تَكۡفُرُونِ

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat [pula] kepadamu [2], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari [ni’mat] -Ku." (QS Al-Baqarah:152)

50. Termasuk dzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah melaksanakan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, serta menunaikan hukum-hukum-Nya.

Wallahu A'lam Bishowab.

Berhentilah diperbudak dunia !
Mengejar dunia tidaklah salah dan tidaklah tercela, tapi menghamba kepada dunia adalah kesalahan besar dan suatu celaan.  Banyak diantara kita yang tidak menyadari bahwa dirinya pada hakikatnya sedang diperbudak atau sedang menghamba kepada dunia.

Dunia adalah hal yang sangat hina lagi fana. Menjadi bukti akan kehinaannya, kehidupan dunia dijadikan sebagai mainan para hambanya. Ini adalah salah satu bentuk penghambaan terburuk seorang manusia. Di mana seseorang itu hatinya dipenuhi dengan ambisi dunia, jasadnya haus akan dunia, pikirannya terpaut hanya untuk dunia, kehidupannya keras akan dunia, keinginannya dipenuhi cita-cita dunia, ucapannya dipenuhi dengan kelalaian dunia.

Tatkala seseorang hatinya terpenuhi oleh dunia, ia akan memandang kehidupan akhirat sebagai kehidupan yang hina. Ambillah bukti yang nyata di sekitar kita, lihatlah kepada diri kita sendiri atau orang di sekitar kita. Orang yang hatinya dipenuh hasrat terhadap dunia akan melalaikan kehidupan akhiranya. Mereka membangga-banggakan akan derajatnya yang mulia, atau ambisinya dipenuhi perkara dunia, mereka bersedih tatkala dunia pergi dari mereka.

Tatkala kita bangga dan semangat dalam mengejar dunia, namun lengah lagi lalai dalam mengejar akhirat. Maka renungkanlah, mungkin engkau adalah salah satu dari mereka. Salah satu dari hamba-hamba dunia. Tatkala engkau lebih mementingkan jabatan atau kedudukan, gelar atau kehormatan, yang mana engkau menggadai aqidah dan agama, maka mintalah hidayah kepada Allah Ta’ala, karena mungkin saja engkau adalah hamba dunia.

Kita lihat sebagian dari mereka yang di perbudak oleh dunia. Mereka akan menganggap berlebihan kepada orang yang mempelajari agama, yang menjalankan syari'at dengan semangat. Namun, mereka akan memuliakan orang yang sesamanya, yang mereka saling mengejar dunia dengan cara "menghamba" kepadanya.

Perhatikanlah nasihat indah ini wahai saudaraku, semoga Allah melapangkan dadamu. Syaikh Ustaimin رحمه الله mengatakan, "Seakan-akan manusia diciptakan untuk dunia, bukan dunia diciptakan untuk manusia." Padahal sejatinya dunia lah yang diciptakan untuk kita, bukan kita diciptakan untuk dunia.

Demi Allah wahai saudaraku, aku sampaikan ini bukan untuk mencela kekayaan, bukan juga untuk mencela jabatan, apalagi gelar atau pun kehormatan. Semua itu adalah mulia, semua itu adalah terpuji dan bisa menjadi anjuran bagi kita untuk meraihnya. Namun tatkala engkau menggadaikan agamamu, mengenyampingkan agamamu, melalaikan ibadahmu yang mana dengan itu tujuan kita DICIPTAKAN, atau berambisi terlalu keras, saling berbangga akan apa yang ia raih. Niscaya semua itu adalah suatu celaan yang nyata.

Tanyakanlah kepada diri kita sendiri, apakah kita termasuk bagian dari mereka? Tanyakanlah kepada diri kita sendiri wahai saudaraku, semoga Allah Ta’ala membimbing kita selalu, apakah kita termasuk hamba dunia? Tak usah beri jawaban itu kepada orang lain, tidak juga kepada seorang 'alim, jawablah itu untuk diri kita sendiri.

Wahai dunia, sekiranya aku hidup dipangkuanmu selamanya, niscaya akupun ingin seperti mereka. Namun engkau hanya kehidupan yang singkat lagi sementara. Gedung mewah, harta melimpah, jabatan gelar yang tinggi, pada akhirnya akan tertimbun dalam tanah. Jasad yang gagah, tubuh yang indah, pada akhirnya akan menjadi bangkai yang dimakan binatang tanah. Wahai dunia, andai engkau adalah istriku, nicaya akan aku talak. Andai engkau adalah majikanku, niscaya akan aku igkari. Jika engkau adalah rajaku, niscaya akan aku hinakan. Jangan dekati aku dengan fitnah-fitnahmu, kehidupanku sejatinya adalah di akhirat. Kehidupan kekal yang tiada keraguan padanya.

Tidakkah kita ingat ayat-ayat-Nya yang sangat banyak tentang hakikat kehidupan dunia ini?

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?” (QS. Al An’am 32)

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64)

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad 36)

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

‘Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanya permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…” (QS. Al Hadid 20)

Heboh! deklarasi agama baru di Mataram
Media sosial kembali digemparkan dengan seseorang yang mendeklarasikan sebuah agama baru bernama Agama Angkasa Nauli (AAN). Hal tersebut bisa kita jumpai di akun jejaring sosial Facebook milik Sabar Nababan. Entah hal apa yang ada dipikiran pria berumur 46 tahun tersebut hingga mendeklarasikan agama baru dengan pusat bait suci dan sekretariatnya di Jl. Sunan Ampel II blok B-12, BTN Kodya Asri, Pagesangan, Mataram, NTB.

Ia mengumumkan informasi-informasi tentang cara ibadah dan peraturan agamanya diakun facebook miliknya. Ia mengungkapkan bahwa peraturan agama AAN tersebut harus dipatuhi oleh seluruh umatnya.

Salah satu isi peraturanya adalah Puasa 16 hari dengan tidak makan tetapi minum 3 gelas sehari dan puasa ini bisa dilakukan hanya satu kali seumur hidup, ia pun menambahkan bahwa jubah pendetanya berwarna hijau muda dan memakai dasi putih. Bahasa pengantar yang digunakan dalam Agama Angkasa Nauli (AAN) yang ia deklarasikan menggunakan bahasa Indonesia.

tak hanya itu ia menjabarkan Visi misi dari agamanya itu, yaitu menjadikan agama AAN sebagai agama yang memiliki akses paling besar di seluruh angkasa. Dan salah satu misinya yaitu menjadikan agamanya menjadi agama yang paling disukai oleh tuhan mereka sendiri yaitu tuhan Jahowa.

Tata cara ibadah yang dibuat oleh Sabar Nababan berupa berdoa, bernyanyi, koor, pengumuman, khotbah, pesembahan, dan penutupan, selebihnya ia mengaku bahwa ia masih memikirkanya.

Bahkan ia mengumumkan bahwa tuhanya adalah Tuhan Jahowa dan Tuhan Sabar Nababan yang tidak lain dan tidak bukan adalah dirinya sendiri. Iapun menyertakan daftar-daftar pengurus agama tersebut seperti pemimpin, penyebar, seksi perlengkapan, seksi keamanan, seksi perencana, dan seksi dana.

Sebelumnya ia telah sering membantah ayat-ayat dari kitab-kitab agama lain seperti ayat-ayat dalam agama kristen. Ruston Nababan, yang disebutkan oleh Sabar Nababan dalam akunya sebagai salah satu pengurus yang menjabat sebagai pemimpin agama AAN mengklarifikasi hal tersebut diakun facebook Sabar Nababan.

"Saya tdk mengenal langsung (hanya melalui FB) Sdr. Sabar Nababan. Saya tdk pernah di beritahu resmi atau diminta langsung sebagai pengurus AAN oleh Sdr. Sabar Nababan. Saya tdk pernah tertarik msk sebagai anggota/pengurus AAN." Ungkap Ruston Nababan, sabtu 20 Maret 2017.

Sayang disayangkan perilaku Sabar Nababan tersebut, karena ternyata ia seorang dosen fakultas teknik di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat. Namun dari informasi yang kami dapat bahwa setelah dikonfirmasi hal tersebut kepada sang isri Sabar Nababan, ternyata ia sedang mengalami gangguan jiwa beberapa tahun terakhir, ia sempat dirawat di rumah sakit jiwa.

Kapolsek kota Ampenan, Kompol R Sujoko mengatakan bahwa Sabar Nababan telah diperiksa oleh kepolisian sektor Ampenan pada Ahad 19 Maret 2017. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah memintai keterangan dan hasilnya sedang dalam tahap perkembangan, dan ia sedang menunggu konfirmasi dari rumah sakit jiwa di Mataram.

Bahaya bicara tentang agama tanpa ilmu
Wahai Sahabat, tahukah engkau bahwa ketika ilmu sudah hilang dari para manusia lewat kematian para ulama, maka akan banyak orang bodoh berkeliaran. Akan banyak kejahilan terjadi di masyarakat luas. Dan karena hawa nafsu tidak akan pernah habis, mereka yang bodoh ini keluar dari tempat mereka dan banyak berbicara tentang agama tanpa ilmu. Itulah realita di zaman fitan ini. Subhaanallaah.

Allaah berfirman,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah, “Rabbku/tuhanku hanya mengharamkan/melarang perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allaah dengan sesuatu yang Allaah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allaah apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allaah tanpa ilmu).” (QS. Al-A’raaf [7]: 33).

Ibnul Qayyim rahimahullaah ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Allah subhanahu Wata'ala mengurutkan keharaman menjadi empat tingkatan. Allaah memulai dengan menyebutkan tingkatan dosa yang lebih ringan yaitu al fawaahisy (perbuatan keji). Kemudian Allaah menyebutkan keharaman yang lebih dari itu, yaitu melanggar hak manusia tanpa jalan yang benar. Kemudian Allaah beralih lagi menyebutkan dosa yang lebih besar lagi yaitu berbuat syirik kepada Allaah. Lalu terakhir Allaah menyebutkan dosa yang lebih besar dari itu semua yaitu berbicara tentang Allaah tanpa ilmu. Larangan berbicara tentang Allaah tanpa ilmu ini mencakup berbicara tentang nama dan shifat Allaah, perbuatan-Nya, agama dan syari’at-Nya.” (Faedah Ilmu dari I’lamul Muwaqi’in, Ibnul Qayyim, 1/38, Darul Jail Beirut)

Betapa menyeramkan wahai Sahabat apabila kita berani mengatakan tentang agama ini sesuatu yang kita tidak punya ilmunya yang benar. Sungguh, Allaah telah melarang kita untuk mengatakan suatu hukum perkara dengan asal-asalan tanpa ilmu yang lurus.

Allaah berfirman dalam surat an-nahl surat 16 ayat ke 116,

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allaah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allaah tiadalah beruntung.

Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullaah berkata, “Barangsiapa berbicara/berkata tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allaah telah berfirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ

Dan siapakah yang tidak lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allaah sedikitpun. (QS. Al-Qashash [28]: 50).” (Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393)

Bayangkan apa yang akan terjadi apabila kita berkata tentang syari’at agama kita tanpa ilmu dan pemahaman yang lurus?

Rasūlullāh bersabda,

“Barangsiapa menyeru/memberi tahu kepada petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya/melakukanya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim no. 2674).

Seramkah ? Takutlah wahai saudara. Bukan sekedar itu, bahkan kalau kita asal-asalan menyampaikan hadits saja, sudah jelas ancamannya disiapkan tempat duduk di Neraka, Na’uudzubillaah.

Rasūlullāh bersabda,

“Sesungguhnya berdusta (berbohong) atas namaku (Rasulllah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) tidaklah sama dengan berdusta(berbohong) pada selainku. Barangsiapa yang berdusta(berbohong) atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di Neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).

Maka dari itu bila kita belum mempunyai ilmu agama dan pemahaman yang jelas lebih baik kita diam, tapi bila kita sudah mendapat pemahaman yang jelas dari para ulama maka sampaikanlah.

Selamat datang Dr Zakir Naik, ini informasi lengkapnya
Zakir Abdul Karim Naik adalah nama lengkap dari Dr Zakir Naik atau disingkat DZN. Setelah lama menunggu akhirnya warga Indonesia bisa menghadiri langsung ceramah dai kondang tersebut.

Dr Zakir Naik adalah seorang pendakwah internasional yang namanya tidak perlu diragukan lagi, banyak orang non-islam yang terang-terangan masuk Islam setelah berdiskusi denganya, baik yahudi, kristen atau bahkan atheis sekalipun tidak segan mengucapkan 2 kalimat syahadat dan memulai kembali hidupnya sebagai seorang muslim.

DZN sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 2015 silam. Beliau dikenal karena kearifan dan ketegasanya dalam berceramah, ia sangat mampu membuat orang-orang awam sekalipun untuk mengerti dengan apa yang ia sampaikan dan dakwahkan. Beliau awalnya dikenal melalui video-video ceramah dan diskusinya di youtube yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

Tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Dr Zakir Naik merupakan seorang Dokter, ia lulus dari University Of Mumbai dan berhasil mendapat gelar MBBS (Bachelor of Medicine Bachelor Of Surgery). Seperti orang kebanyak tentunya karena DZN lulusan kedokteran tentunya ia berkerja sebagai dokter, maka dari itu ia melanjutkan hidupnya dengan berkerja sebagai dokter di Mumbai, India.

Namun, setelah menjalani hidup sebagai dokter, ia termotivasi untuk menjadi seorang pendakwah untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran negatif masyarakat terhadap Islam, akhirnya pada tahun 1991 Dr Zakir Naik resmi keluar dari dunia kedokteran.

Ahmad Deedat adalah seorang pendakwah yang membuat DZN termotivasi untuk berdakwah, bahkan hingga membuatnya tidak segan untuk berdiskusi tentang perbandingan agama. Yang membuatnya luar biasa adalah hafalanya, ia hafal 30 Juz Al-Qur'an dan Hafal Hadits-hadits pula, ditambah dengan pemahaman dan penghafalan yang tidak kalah juga ia miliki di kitab-kitab agama lain.

Sehingga banyak negara-negara barat yang takut akan kehadiranya dalam ceramah-ceramah agama dinegara mereka, karena sudah terlalu banyak orang yang terang-terangan memilih Islam sebagai jalan hidup mereka.

Akhirnya Dr Zakir Naik mengunjungi Indonesia pada Maret 2017

Dr Zakir Naik Resmi kunjungi Indonesia
www.middleeastupdate.net
Setelah sebelumnya Dr Zakir Naik membatali kedatanganya ke Indonesia pada April 2016 lalu di Yogyakarta akhirnya beliau memastikan akang mengunjungi Indonesia pada Maret 2017. Dikabarkan Beliau akan di Indonesia selama 11 Hari, namun kami tidak dapat memastikanya.

Yang pasti beliau akan berkujung di Indonesia dan melakukan safari Dakwah di tanah air ini dari akhir maret hingga awal April 2017. Berikut Kota yang akan beliau singgahi :
  1. Jakarta
  2. Bandung
  3. Yogyakarta
  4. Ponorogo
  5. Bekasi
  6. Makassar
Beliau juga akan mengadakan  beberapa kegiatan diantaranya :
  • Ceramah Umum
  • Ceramah Khusus
  • Pertemuan dengan Pemerintah
  • Pertemuan dengan Ulama
  • Pertemuan dengan Organisasi Fakwah
  • Pertemuan dengan Donatur
  • dan kunjungan Wisata
Berikut informasi safari dakwah dr zakir naik :
  1. Kota Wisata, mesjid darussalam, Ceramah Khusus Oleh Farhat Naik, Jum'at 31 Maret 15.30-18.00 WIB, Tertutup, 2.500 Muslimah.
  2. Bandung, Auditorium UPI, dengan tema "Da'wah or Destruction", Ahad, 02 April 08.00-12.00 WIB, Terbuka untuk Umum, 10.000 peserta.
  3. Yogyakarta, Auditorium UMY, dengan tema "Religion as an Agent of Mercy and Peace.", Senin, 03 April, 08.00-12.00 WIB, Terbuka untuk Umum, 15.000 Peserta.
  4. Gontor, Lapangan UNIDA, dengan tema "Religion in the right prespective.", Selasa, 04 April 19.30-24.00 WIB, Terbuka untuk umum, 15.000 Peserta.
  5. Bekasi, Stadion Patriot, dengan tema "Similarity between Islam and Christianity.", Sabtu, 08 April, 19.30-24.00 WIB, terbuka untuk Umum, 40.000 Peserta.
  6. Makassar, Auditorium UNHAS, dengan tema "Qur'an and Modern Science : Compatible or Incompatible.", Senin, 10 April 08.00-12.00 WITA, terbuka untuk umum, 10.000 peserta.
Acara ini juga dinasehati oleh Kh. Abdullah Gymnastiar (Aagym), KH. Arifin Ilham, KH. Yusuf Mansyur, dan H. Ahmad Heryawan.

Hukum memilih pemimpin kafir bagi kaum muslimin

Baru-baru ini tengah hangat soal masalah pemilihan seorang pemimpin, didaerah tersebut terdapat seorang calon pemimpin yang non muslim. Kebanyak orang sebelumnya tidak mengetahui akan hukum memilih pemimpin kafir. Namun, hal itu berubah ketika calon pemimpin tersebut menyerukan sebuah pernyataan yang menistakan agama Islam.

Ramailah perbincangan tentang hukum sebenarnya tentang memilih pemimpin kafir. Bolehkah umat muslim memilih pemimpin kafir sedangkan masih ada calon pemimpin muslim ?

Sungguh, seorang muslim yang memilih non muslim sebagai pemimpin berarti ia telah menentang Allah, Rasulullah dan ijma para ulama. Karena dengan memilih pemimpin kafir pula akang membuat kaum muslim 'dikerjai' dengan wewenangnya.

Bagaimana seorang pemimpin akan mengajak beriman sedangkan pemimpinya pun tidak beriman ?. Maka sungguh penting bagi kita untuk memilih kaum muslim sebagai pemimpin kita.

Terdapat banyak dalil yang melarang umat islam memilih pemimpin kafir. Allah berfirman,

لَّا يَتَّخِذِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ‌ۖ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ فَلَيۡسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىۡءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُواْ مِنۡهُمۡ تُقَٮٰةً۬‌ۗ وَيُحَذِّرُڪُمُ ٱللَّهُ نَفۡسَهُ ۥ‌ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ

"Janganlah orang-orang mu’min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena [siasat] memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri [siksa]-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali [mu]." (QS.Ali-Imran:28)

Allah subahahu Wata'ala juga berfirman,

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِى ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡ‌ۖ فَإِن تَنَـٰزَعۡتُمۡ فِى شَىۡءٍ۬ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ‌ۚ ذَٲلِكَ خَيۡرٌ۬ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلاً

"Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul [Nya], dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah [Al Qur’an] dan Rasul [sunnahnya], jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya." (QS.An-Nisa:59)

Didalam surat An-nisa:59 diatas ketika kata "Min kum" berarti diantara kalian yang bermakna diantara seluruh kaum muslimin.

Dan pada Syarah Shahih Muslim, ulama sepakat bahwa dilarang kaum muslim untuk memilih orang kafir sebagai pemimpinya, juga ketika seorang pemimpin kafir melakukan kekufuran maka harus dilengserkan.
Al-Qurthubi pun mengatakan demikian ketika menafsirkan Al-Imran ayat 118,
Allah melarang kaum muslim, dalam ayat ini, untuk tidak menjadi orang kafir, penyembah aliran sesat, atau yahudi untuk dijadikan teman dekat, menyerahkan urusan, dan memberinya kepercayaan penuh.

Kesimpulan

Sehingga dari pernyataan diatas yang barasalkan dari dali yang shahih, dapat kita ketahui bahwa memilih orang kafir sebagai pemimpin adalah Dilarang. Selain itu juga karena bila orang non-islam menjadi pemimpin ia tidak akan merasakan hal yang dirasakan kaum muslim sehingga ia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kaum muslimin.

Juga selain itu bila orang kafir dijadikan pemimpin maka ia tidak mungkin mengajak kita untuk beriman kepada Allah, bertaqwa dan mendekatkan diri kepada-Nya karena iapun tidak beriman.

Terlepas dari masalah politik, kita harus terus menegakan aqidah kita, jangan sampai hanya karena masalah seperti ini kita kehilangan keislaman kita dengan saling menghujat satu sama lain, yang satu mengadu domba yang lainya dan saling menyalahi atas kesalahan-kesalahanya. Sebagai muslim yang baik sudah sepatutnya kita harus menyerukan hukum Allah Subhanahu Wata'ala namun tetap dibingkai dengan ciri akhlaq muslim yaitu akhlaqul karimah.

Wallahu A'lam Bishawab.

Menyentuh yang bukan mahram, bukan dosa ringan
Wahai saudara, zaman yang maju terkadang banyak membawa nilai-nilai yang buruk jika kita tidak pandai memilahnya, khususnya dari negara barat yang mayoritas adalah non-muslim.

Dari hal tersebut, kita sebagai remaja atau pemuda yang masih sering tidak Istiqamah terbawa dampak buruk tersebut. Bisa kita lihat bahwa pergaulan zaman sekarang begitu buruk sekali, akhlak para pemuda mengalami kemunduran, hati mereka tidak ada lagi rasa takut kepada Allah dan jauh dari ketaatan.

Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana sekelilingmu. Campur baur antara laki-laki dan perempuan begitu tidak bisa terelakkan. Pergaulan bebas menjadi sebuah tren yang merajalela dan tak dapat dihentikan. Pertemanan layaknya permusuhan, karena mereka akan saling bahu membahu dalam kemaksiatan. Lihatlah sekelilingmu wahai saudaraku, dimana laki-laki dan perempuan saling berdekat-dekatan meskipun mereka tidak berdua-duaan, namun tetap saja itu adalah suatu larangan. Hapir tidak ada lagi remaja wanita zaman sekarang yang menjaga kehormatannya dengan benar. Bahkan sudah sangat sedikit atau hampir tidak ada lagi antara perempuan dan laki-laki yang menjaga batasanya dengan yang bukan mahram.

Diantara keburukan yang tersebar di kalangan remaja ataupun pemuda zaman sekarang adalah mereka tidak mempunyai rasa takut kepada Allah subhanahu Wata'ala ketika mereka bersentuhan dengan yang bukan mahramnya, bahkan mereka sengaja saling bersentuhan, saling dekat-dekatan atau selainnya. Demi Allah wahai Akhi/Ukhti bahwa, sesungguhnya bila rasa takut itu tidak hadir pada dirimu walau sekecil Dzarrah maka sungguh harus dipertanyakan status keimananmu dihadapanNya.

Allah memberi ancaman keras kepada mereka melalui Rasul utusan-Nya. Manusia paling mulia, akhlak yang paling luhur, manusia yang aku dan engkau mengaku sebagai umatnya. Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Kepala seseorang ditusuk dengan pasak yang terbuat dari besi, sesungguhnya itu lebih baik untuknya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni Syaikh Abu Abdurrahman mengatakan bahwa hadits ini shahih).

A'isyah radiallahu'anha menceritakan tentang Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tatkala mengambil janji setia para sahabiat (sahabat kalangan wanita). Beliau menceritakan,

"Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengambil sumpah (janji setia) kepada kaum wanita kecuali atas apa yang diperintahkan oleh Allah, dan beliau tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita pun, apabila beliau memberi janji kepada mereka, beliau hanya membalas; "Sungguh aku sudah menerima janji kalian." (HR. Muslim no. 1866 versi Syarah Shahih Muslim. Derajarnya shahih menurut ijma')

Tatkala terlihat saudara-saudari kita begitu lancang dalam masalah menyentuh lawan jenis yang bukan mahram, terkadang disana kita merasa sedih akan hal itu. Dimana lagi kita bisa menjumpai para remaja wanita yang menjaga diri dan kehormatannya dengan tidak menyentuh lelaki yang bukan mahram? Dimana lagi kita bisa berjumpa dengan remaja laki-laki yang menjauhi pergaulan dengan wanita yang bukan mahram? Dimanaa kita bisa menjumpai pergaulan remaja yang tidak bebas? Tolong katakan kepada ummat islam saat ini, dimana itu bisa dijumpai? Hampir-hampir tidak lagi ada hal tersebut di negri kita tercinta ini.

Wahai saudaraku, dimana rasa cemburumu tatkala melihat saudara-saudarimu SEIMAN yang menjaga melanggar batasan-batasan ini? Sungguh, tidak ada kebaikan bagi mereka yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah untuk menjaga jasadnya dari sentuhan lawan jenis dan dari pergaulan bebas.

Maka dari itu mari kita sadari dan renungi sesungguhnya selama ini kita telah melampaui batas terlalu lama dan terlalu dalam, mari kita beritahu pula teman dan kerabat kita agar kita selamat bersama.

Wallahu A'lam Bishawab.

Sejarah Singkat Khilafah

Dulu ketika kaum Muslim masih disatukan oleh satu perisai kepemimpinan, di masa itu Islam menunjukkan kebesaran dan ketinggiannya di seluruh penjuru dunia.

Ada yang menyebutnya Khilafah Islam, ada yang menyebutnya Islamic Empire, apapun itu, kekuatannya sangat disegani baik lawan atau kawan, negeri bagi semua Muslim.

Sejak wafatnya Rasulullah Muhammad saw, tampuk kepemimpinan ini dilanjutkan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin.

Para Khalifah yang mendapatkan tuntunan ini kemudian diteruskan oleh keluarga Umayyah, Abbasiyyah, dan terakhir Utsmaniyyah yang berpusat di kota Istanbul.

Begitulah penjagaan Islam dan pengurusan kaum Muslim dilakukan oleh para Khalifah, terlepas kekurangan-kekurangan yang ada, Kitabullah dan Sunnah tetap dasar segalanya.

Islam diterapkan lengkap dengan ketiga pilarnya, aqidah-ukhuwah-syariah, hingga negeri kaum Muslim makmur dan terus bertambah luasnya, tinggi kesejahteraan dan hidupnya.

Kejayaan Utsmani diawali oleh Sultan Mehmed II yang menghabisi Imperium Romawi dengan menaklukkan kota Konstantinopel, dan kota-kota lain di Eropa Timur.

Hingga cicitnya kelak yang bergelar Kanuni Sultan Suleyman, memperluas wilayah Utsmani hingga ke Austria, dengan pasukan laut terbesar di dunia pada masanya.

Hingga memang kisah kejayaan Islam ini harus berakhir pada masanya, untuk jadi sebuah pelajaran di masa depan, bagi kita untuk kembali lagi membangkitkan Islam.

Kanuni Sultan Suleyman telah sukses membawa Khilafah Ustmani sampai pada puncak kekuatannya, bahkan armada laut gabungan Eropa tak bisa menandinginya.

Bahkan salah seorang admiral lautnya Heyrettin, terkenal kehebatannya di seluruh Italia dengan panggilan "Si Janggut Merah", Barbaros dalam bahasa latin.

Hanya saja, dia dan pendahulunya Fatih Sultan Mehmed, lalai memanfaatkan kehebatan di masanya untuk menambal lubang-lubang kekurangan dalam peradaban Islam.

Salah satunya adalah ditinggalkannya bahasa Arab sebagai bahasa Islam, hingga terpisah potensi bahasa dengan potensi Islam, jadilah kaum Muslim jumud dalam agama.

Sebab mustahil memahami agama Islam tanpa bahasa Arab, dan Utsmani adalah penguasa pertama Muslim sedunia, Khalifah pertama yang berbahasa non-Arab.

Ditambah lagi derasnya arus sekularisme pada masa-masa Khalifah setelahnya, mereka meninggalkan Islam dan mencari kebaikan pada peradaban barat, mengerikan.

Inggris dan Perancis yang bangkit setelah Rennaisance juga tak ingin kalah, ditiupkanlah racun Nasionalisme, yang mengerat kaum Muslim berdasarkan bangsa, bukan ukhuwah.

Maka terpisah-pisahlah kaum Muslim satu dengan yang lain, mereka berucap, "kami Arab kalian Turki, dia India dan mereka Mesir", padahal seharusnya satu ummat.

Rusia menggerogoti secara fisik wilayah Islam di utara Laut Hitam, Inggris dan Perancis sibuk menaklukkan wilayah Islam satu demi satu, petaka itu mulai terjadi.

Dan ini hanya rententan kecil sebelum musibah yang lebih besar, yang kita coba ingat sebagai awal bencana bagi kaum Muslim di seluruh dunia hingga hari ini.

Kaum Muslim yang terpuruk dan dunia barat yang bangkit berbagi sebab yang sama, yaitu meninggalkan agama. Barat meninggalkan agama lalu bangkit, kita tinggalkan agama, sakit.

Studi barat tentang ilmu ketimuran, orientalisme, menghasilkan satu kesimpulan, bahwa selama mengandalkan fisik, mereka takkan bisa menang dari kaum Muslimin, sampai kapanpun.

Studi orientalisme yang dimulai sejak awal abad 14 itupun hasilkan rekomendasi, habisi kaum Muslim dengan perang pemikiran, jauhkan Muslim dari Islamnya, dari agamanya.

Perang pemikiran atau akrab di telinga kita dengan "ghazwul fikri" ini berlangsung efektif. Terbukti di akhir abad 19 kaum Muslim sudah tersekulerkan barat, membebek barat.

Khilafah, institusi penaung ummat seluruh dunia itu pun diambang kejatuhan. Serangan fisik dan pemikiran bertubi-tubi itu melelahkan Khilafah yang memang secara internal sudah lemah.

Akhirnya, Perang Dunia I 1914-1917 menjadi pamungkasnya, Khilafah yang saat itu dipaksa bergabung dengan Jerman di Blok Sentral, menelan kekalahan dari Blok Sekutu.

Maka Inggris dan Perancis selaku pimpinan Blok Sekutu, lantas membagi-bagi wilayah Khilafah lewat perjanjian Sykes-Picot. Semuanya lantas dilegitimasi oleh Liga Bangsa-Bangsa.

Negeri kaum Muslim yang satu itu pun dikerat-kerat jadi 50 lebih negara bangsa, masing-masing dilemahkan atau diatur agar tetap menaati Inggris Raya sebagai adidaya dunia saat itu.

Khusus tanah Palestina, Lord Rothchilds dan Theodore Hertzl, melobi Raja George V untuk memberikan tanah kaum Muslim itu pada mereka, maka jadilah keinginan itu.

Maka berdirilah embrio Negara Israel lewat Deklarasi Balfour, lalu disahkan PBB pada tahun 1948. Sampai hari ini, duka dan darah rakyat Palestina masih tertumpah.

Di pusat Khilafah, Inggris membiarkan Turki untuk merdeka, maka Mustafa Kemal membubarkan Khilafah pada 3 Maret 1924, dan sampai hari ini, kaum Muslim tak punya pelindung.

Warisan Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, masih menunggu untuk kita teruskan. Aqidah dan Syariah masih menunggu diterapkan, dan adanya Khilafah di masa depan, adalah janji Allah.

Oleh : Ust. Felixiauw [Alislamedia]

4 Pilar Kekufuran

Di dalam kitab Fawaaidul fawaaid, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan bahwa setidaknya ada empat pilar kekufuran yang kadang bercokol di dalam diri manusia. Keempat pilar tersebut adalah sifat sombong, dengki, marah dan syahwat.

Kesombongan akan menghalangi seorang hamba untuk bersikap tunduk dan patuh.
Kedengkian akan menghalangi seorang hamba untuk menerima nasihat, apalagi melaksanakannya.
Kemarahan akan menghalangi seorang hamba untuk berlaku adil.
Dan syahwat akan menghalangi seorang hamba untuk tekun dalam beribadah.

Selanjutnya beliau berkata:

"Sungguh, melenyapkan gunung dari tempatnya lebih mudah ketimbang melenyapkan keempat pilar kekufuran tersebut dari dalam diri seseorang yang telah dicekcoki olehnya. Apalagi bila keempatnya telah menjadi sikap, tabiat dan sifat yang melekat pada dirinya. Sebab, apabila keempat sifat tersebut masih bercokol di dalam hatinya, maka amalannya tidak ada lagi yang benar dan jiwanya pun tidak akan pernah bersih.

Kenapa empat sifat tersebut muncul?

Karena ketidaktahuan seorang hamba akan hakikat dirinya sendiri. Seandainya ia mengenal Rabb-nya dengan segala kesempurnaan sifat dan keagungan-Nya, niscaya ia tidak akan bersikap sombong dan tidak akan pernah marah. Ia juga tidak akan pernah merasa dengki kepada seseorang atas karunia yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepada orang lain. Sebab dengki pada hakikatnya adalah perbuatan menentang Allah subhanahu wa ta'ala.

Sifat sombong dan dengki hanya dapat dilenyapkan dari hati seorang hamba dengan mengenal Allah, mentauhidkan-Nya, ridha kepada-Nya dan terhadap pemberian-Nya, serta berupaya kembali kepada-Nya.

Adapun kemarahan, yang erat kaitannya dengan kebencian, sifat ini bisa dihilangkan dengan mengenal diri sendiri. Dan menyadari bahwa kita tidak berhak marah dan dendam terhadap orang lain hanya demi memenuhi tuntutan nafsu semata.
Kiat paling ampuh untuk menghilangkan sifat marah ini adalah dengan membiasakan marah karena Allah dan ridha karena-Nya. Sebab, apabila marah dan ridha karena Allah sudah masuk ke dalam jiwa, maka hal yang berlawanan dengannya, yaitu marah dan ridha karena nafsu, akan keluar dari dalam jiwanya. Pun sebaliknya demikian.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Qs. Al-A'raf: 199)

Mengenai syahwat, cara memerangi sifat buruk ini adalah dengan mendalami ilmu dan ma'rifat yang benar tentang Allah subhanahu wa ta'ala. Sebab, menuruti syahwat dan nafsu merupakan panghalang utama untuk meraih ilmu dan ma'rifat. Sedangkan mengekang syahwat dan nafsu merupakan faktor utama untuk meraih ilmu dan ma'rifat tersebut. Jika kita membuka pintu syahwat, berarti kita menghalangi diri kita untuk memperoleh ilmu dan ma'rifat. Sebaliknya, bila kita menutup rapat pintu syahwat, berarti kita membiarkan diri kita secara penuh untuk mendapatkan ilmu dan ma'rifat.

Walhasil, kemarahan itu tak ubahnya seperti binatang buas, yang apabila dilepaskan oleh pemiliknya, niscaya ia akan menerkam dirinya.
Syahwat tak ubahnya api, bila api itu dinyalakan niscaya akan membakar dirinya.
Kesombongan layaknya seorang yang berhasil merebut kerajaan kita, yang jika tidak membinasakan kita, ia pasti akan mengusir kita dari kerajaan kita sendiri.
Adapun kedengkian, sifat ini diibaratkan dengan memusuhi orang yang lebih mumpuni atau ahli dari pada kita.

Orang yang mengalahkan syahwat dan kemarahan akan membuat syetan takut dengan bayangannya. Sebaliknya, orang yang dikalahkan oleh syahwat dan kemarahan akan takut dengan lamunannya sendiri.

Wallahu a'lam Bishowab. [Alislamedia]

Ini informasi lengkap tentang Dr Zakir Naik di Indonesia

Nama Beliau sudah tidak asing lagi dikepala orang-orang khususnya para Muslim. Dr Zakir Abdul Karim Naik merupakan seorang cendekiawan Muslim dan seorang dai yang sangat terkenal. Beliau sudah mengislamkan ratusan bahkan ribuan orang di seluruh Dunia.

Dengan gaya ceramahnya yang tegas, lugas, jelas dan mudah dipahami. Banyak orang mulai tertarik dengan Islam, dan mulai tergugah hatinya kepada Islam melalui Dr Zakir Naik. Tak sedikit orang-orang non-muslim ingin "menantang" Beliau, namun Ia selalu menanggapinya dengan santai dan tidak terburu-buru.

Bahkan gaya ceramahnya yang sangat mudah dimengerti dengan memberikan analogi-analogi sederhana sehingga membuat orang-orang mudah mengerti yang disampaikan Beliau, hingga Muslim yang tidak tahupun menjadi Tahu, yang malas mengkaji ilmu menjadi semangat, dan ia mudah mentafakuri diri.

Berita baiknya Dr Zakir Naik ini akan memulai safari dakwahnya di Indonesia pada 01 April hingga 10 April 2017. Namun, kami baru saja mendapat kabar bahwa jadwalnya ada yang dirubah, yakni Zakir Naik akan memulai safari dakwahnya dari 31 Maret hingga 10 April 2017.

Beliau akan mengunjungi beberapa tempat di Indonesia yakni Bandung, Gontor, Yogyakarta, Makassar, Bekasi, dan kota Wisata. Dalam ceramahnya akan dibagi menjadi beberapa sesi, yaitu Ceramah dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, bukan debat.

Jadwal Dr Zakir Naik di Indonesia

  1. Jum'at 31 Maret 2017 di Kota Wisata, Cibubur, bersama Farhat Zakir Naik yakni istri dari Dr Zakir Naik. Ceramah ini dikhususkan untuk Akhwat/perempuan dan tertutup dengan undangan 2.500 Muslimah.
  2. Ahad/Minggu 02 April 2017 di Auditorium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat. Ceramah ini akan diisi oleh Dr Zakir Naik dan diperuntukan untuk Umum dengan target 10.000 Orang dengan tema "Da'wah or Destruction" pada pukul 08:00-12:00.
  3. Senin 03 April 2017 di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ceramah ini akan diisi oleh Dr Zakir Naik dan diperuntukan untuk Umum dengan target 15.000 Orang dengan tema "Misconception of Islam" pada pukul 08:00-12:00.
  4. Rabu, 05 April 2017 di Auditorium Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Ceramah ini akan diisi oleh Dr Zakir Naik dan diperuntukan untuk umum dengan target 10.000 orang dengan tema "Religion in Right Prespective" pada pukul 08:00-12:00.
  5. Sabtu 08 April 2017 di Stadion Patriot, Bekasi. Ceramah ini akan diisi oleh Dr Zakir Naik dan diperuntukan untuk umum dengan target 40.000 orang dengan tema "Similarity Between Islam and Christianity" pada pukul 19:00-24:00.
  6. Senin 10 April 2017 di Auditorium Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar. Ceramah ini akan diisi oleh Dr Zakir Naik dan DIperuntukan untuk umum dengan target 10.000 Orang dengan tema "Qur'an and Modern Science" pada pukul 08:00-12:00.

Rencana kegiatan Dr Zakir Naik

  • Ceramah Umum
  • Ceramah Khusus
  • Pertemuan dengan pemerintah
  • Pertemuan dengan Ulama
  • Pertemuan dengan Organisasi Dakwah
  • Pertemuan dengan Donatur
  • Kunjungan Wisata
Menurut informasi yang kami dapat, acara ini di lindungin oleh Menteri Agama Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan penasehat rata-rata merupakan para dai Nasional seperti KH. Yusuf Mansur, KH. Abdullah Gymnastiar, KH. Arifin Ilham, selebihnya ada H. Ahmad Heryawan, dan H. Aksa Mahmud.

Ketua Pelaksana acara ini yaitu Al Bukhari Wahid dan penanggung jawabnya yakni Rizky Diansyah (Bandung) dan Getta Leonardo (Bekasi). [Alislamedia]

Apa itu Salaf ?

Salaf secara bahasa adalah "yang terdahulu" atau "yang telah berlalu". Ini merupakan makna salaf secara bahasa, adapun secara istilah salaf bermakna 3 generasi emas umat islam, yakni generasi para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in. Merekalah yang disebut dengan salafus shalih (para pendahulu yang shaleh) atau salaful ummah (para pendahulu umat).

Istilah salaf pada dasarnya diambil dari HADITS Nabi ﷺ, yang mana beliau bersabda,

فَاتَّقِى اللهَ وَاصْبِرِيْ فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ (رواه مسلم، فضائل فاطمة 2/245حديث ( 98

"Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.” (HR. Muslim)

Dan berdasarkan hadits yang lain bahwa salaf terbaik dan yang paling utama adalah 3 generasi awal umat islam. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

"Sebaik-baiknya manusia adalah zamanku (zaman sahabat), kemudian zaman setelahnya (zaman tabi'in), kemudian zaman setelahnya (zaman tabiut tabi'in)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari semua itulah kata salaf diambil sebagai metode kita dalam beragama, atau yang lebih kita kenal dengan istilah manhaj (metode/cara beragama). Yakni kita beragama menyesuaikan dengan cara beragamanya 3 generasi emas tersebut. Apa yang mereka kerjakan di atas Al-Qur'an dan As-Sunnah maka kita kerjakan dan apa yang mereka tidak kerjakan maka tidak dikerjakan. Karena mereka adalah zaman yang berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang murni dan belum banyak tercampur perkara baru dalam agama dan keburukan lainnya.

Perlu kita ketahui bersama sejarah penamaan salaf ini. Karena hal ini terasa asing di telinga kita zaman sekarang. Makna salafi dengan tambahan "i" di akhir kata adalah bentuk penisbahan kepada 3 generasi. Jadi intinya salaf itu adalah 3 generasi awal, sedangkan salafi adalah YANG MENGIKUTI 3 generasi awal umat islam.

Salafi pada hakikatnya adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Namun seiring perembangan zaman banyak firqah-firqah atau kelompok-kelompok atau aliran-aliran menyimpang yang mana mereka semua sama-sama mengaku Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Maka untuk membedakan antara yang haq dengan kelompok-kelompok yang menyimpang tersebut maka dibuatlah istilah salafi, karena jika semua aliran dan kelompok mengaku Ahlus Sunnah maka tidak bisa di bedakan siapa yang haq dan siapa yang batil, karena mereka semuapun mengaku Ahlus Sunnah. Jadi istilah salaf ini, yang mana di ambil dari hadits-hadits dan atsar-atsar sebagaimana telah di jelaskan di atas, pada hakikanya kita semua yang beragama islam adalah salafi, karena tidak mungkin kita beragama kecuali berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman 3 generasi yang mulia itu.

Kenapa kita mesti bermanhaj atau beragama sesuai 3 generasi awal umat islam itu? Jawabannya adalah sangat mudah sekali. Karena semua aliran dan golongan mengaku di atas Al-Qur'an dan As-Sunnah namun tidak di dasari dengan pemahaman yang benar. Maka kita wajib memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman 3 generasi tersebut. Sebagai contoh kita bisa melihat sendiri ada beberapa profesor liberal yang mana mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak di jamin masuk surga, kerudung tidak wajib, semua agama benar, dan lain sebagainya. Dan merekapun PUNYA DALIL dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, namun pemahaman mereka yang keliru dan menyimpang. Maka kita pada hakikatnya wajib mengenal manhaj kita ini dalam beragama, yakni manhaj salaafuna shalih...

Menyambung pembahasan yang lalu, kita sudah mengetahui bahwa salaf ini adalah istilah lain dari Ahlus sunnah, yang mana istilah itu di ganti oleh para ulama agar membedakan dari kelompok-kelompok yang MENGAKU Ahlus sunnah padahal ia bukan termasuk di dalanya. Namun ada beberapa istilah lain atau nama lain dari Ahlus sunnah itu sendiri, dimana nama atau istilah itu semuanya di ambil dari Hadits dan Atsar yang shahih. Diantaranya adalah, Al-Jama'ah, Ahlul Atsar (pengikut atsar), Jama'atul Muslimin, Al-Firqatun Najiah (golongan yang selamat), Ath-Thoifah Al-Manshuroh (golongan yang mendapat pertologan), salafiyyah (sebagaimana penjelasan yang lalu), Ahlul Hadits, Al-Ghuraba (orang asing). Semua nama tersebut diambil dari Hadits-hadits dan juga atasar.

Mungkin kita merasa asing dengan nama-nama tersebut, karena memang nama atau istilah tersebut bukanlah kelompok atau organisasi (jika ini organisasi, adakah ketuanya? Adakah lembaga dan struktur organisasinya?), bukan juga suatu aliran. Tetapi itu semua adalah manhaj, yang mungkin hanya sedikit orang yang mempelajarinya. Padahal semua ini (mempelajari manhaj) termasuk kedalam materi aqidah yang mana kita wajib untuk mengetahuinya. Meskipun banyak orang yang salah paham terhadapnya... Hanya Allah yang memberi taufiq...

Allahumma shalli wa salim wa barik 'ala Muhammad...

Oleh : Shohih Zakka Shiddiq
Bandung, 11 Jumadil Akhir 1438 H. [Alislamedia]
Nur As-Sunnah

Jangan Merehkan Orang lain

Salah satu wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim adalah jangan sampai menghina dan meremehkan orang lain. Boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah.

Abu Jurayy pernah meminta wasiat kepada Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam dalam sebuah pertemuan beliau dengan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam. Abu Jurayy mengatakan “Berilah wasiat kepadaku.”

Rasul shallallahu ‘alayhi wa sallam pun memberi wasiat,

لاَ تَسُبَّنَّ أَحَدًا

“Janganlah engkau menghina seorang pun.”

Abu Jurayy berkata, “Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba.”


Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam melanjutkan sabdanya,

وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.

Tinggikanlah sarungmu (bagi laki-laki) sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai kesombongan.

Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.”
(HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Di antara wasiat Rasul shallallahu ‘alayhi wa sallam dalam hadits di atas adalah janganlah menghina orang lain. Setelah Rasul menyampaikan wasiat ini, Abu Jurayy Jabir bin Sulaim pun tidak pernah menghina seorang pun sampai pun pada seorang budak dan seekor hewan.

Dalam surat Al Hujurat, Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata bahwa ayat di atas berisi larangan melecehkan dan meremehkan orang lain. Dan sifat melecehkan dan meremehkan termasuk dalam kategori sombong sebagaimana sabda Rasul shallallahu ‘alayhi wa sallam,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR. Muslim no. 91).

Yang dimaksud di sini adalah meremehkan dan menganggapnya kerdil. Meremehkan orang lain adalah suatu yang diharamkan karena bisa jadi yang diremehkan lebih mulia di sisi Allah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 713).

Ingatlah, orang  menjadi mulia di sisi Allah dengan ilmu dan takwa. Jangan sampai orang lain diremehkan dan dipandang hina oleh orang yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11)

Seorang mantan budak pun bisa jadi mulia dari yang lain lantaran ilmu. Coba perhatikan kisah seorang bekas budak berikut ini.

أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِىَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ يَسْتَعْمِلُهُ عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ مَنِ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِى فَقَالَ ابْنَ أَبْزَى. قَالَ وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى قَالَ مَوْلًى مِنْ مَوَالِينَا. قَالَ فَاسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى قَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّهُ عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ. قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ قَالَ « إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ 

Dari Nafi’ bin ‘Abdil Harits, ia pernah bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfaan. ‘Umar memerintahkan Nafi’ untuk mengurus Makkah. Umar pun bertanya, “Siapakah yang mengurus penduduk Al Wadi?” “Ibnu Abza”, jawab Nafi’. Umar balik bertanya, “Siapakah Ibnu Abza?” “Ia adalah salah seorang bekas budak dari budak-budak kami”, jawab Nafi’. Umar pun berkata, “Kenapa bisa kalian menyuruh bekas budak untuk mengurus seperti itu?” Nafi’ menjawab, “Ia adalah seorang yang paham Kitabullah. Ia pun paham ilmu faroidh (hukum waris).” ‘Umar pun berkata bahwa sesungguhnya Nabi kalian -shallallahu ‘alayhi wa sallam- telah bersabda,

“Sesungguhnya suatu kaum bisa dimuliakan oleh Allah lantaran kitab ini, sebaliknya bisa dihinakan pula karenanya.” (HR. Muslim no. 817).

Hukum mencela makanan

Kita sering merasa makanan yang kita makan terlalu manis, lalu berkata "Siapa ini yang membuatnya ?! tidakkah bisa ditambah lebih banyak gula lagi !" bila merasa terlalu asin "Ini masakan terlalu Asin ! Aku tidak menyukainya !." atau kalimat-kalimat sejenis yang mencela makanan.

Baik direstoran, dirumah atau dimanapun kita, kita merasa bahwa perlu untuk mengutarakan rasa dari makanan yang kita dapat. Terlebih, bila kita menyaksikan acara-acara kompetisi masak hampir tidak mungkin para juri mencela makanan para kontestan. Namun, pernahkah terpikirkan apakah boleh mencela makanan bahkan dengan tujuan untuk mencari koki terbaik, atau mengutarakan hak kita ?

Ternyata Rasulullah melarang kita untuk mencela makanan.

Imam Nawawi membawakan dalam kitab Riyadhus Sholihin mengenai tidak bolehnya mencela makanan dan disunnahkan memujinya.
Beliau bawakan dua hadits dari Abu Hurairah dan Jabir berikut ini :

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela suatu makanan sedikit pun. Seandainya beliau menyukainya, beliau menyantapnya. Jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya (tidak memakannya).” [HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064]

Lihatlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan cara bagaimana menghadapi makanan yang tidak kita sukai, yaitu dengan ditinggalkan. (Bahjatun Nazhirin, 2: 51)

Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, “Inilah adab yang baik kepada Allah Ta’ala. Karena jika seseorang menjelek-jelekkan makanan yang tidak disukai, maka seolah-olah dengan ucapan jeleknya itu, ia telah menolak rizki Allah.” (Syarh Al Bukhari, 18: 93)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Makanan dan minuman yang dinikmati ketika disodori pada kita, hendaklah kita tahu bahwa itu adalah nikmat yang Allah beri. Nikmat tersebut bisa datang karena kemudahan dari Allah. Kita mesti mensyukurinya dan tidak boleh menjelek-jelekkannya. Jika memang kita suka, makanlah. Jika tidak, maka tidak perlu makan dan jangan berkata yang bernada menjelek-jelekkan makanan tersebut.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 199)

Namun tidak mengapa jika memberi kritikan pada yang masak, misalnya dengan berkata, “Hari ini masakanmu terlalu banyak garam, terlalu pedas atau semacam itu.” Yang disebutkan ini bukan maksud menjelakkan makanan, namun hanyalah masukan biar dapat diperbaiki.

Wallahu A'lam Bishowab. [Alislamedia]

Kakak Ipar Mahram kah ?

Banyak orang Indonesia yang menganggap kakak ipar, adik ipar sebagai saudaranya sendiri, maka kadang-kadang ada kakak iparnya yang perempuan dibonceng dengan adik iparnya yang laki-laki padahal ini bukan Mahram.

Saudara ipar bukan termasuk mahram. bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar berhati-hati dalam melakukan pergaulan bersama ipar. Dalilnya:


Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ

“Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” Beliau menjawab, “Hamwu (ipar)adalah maut.” (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172)

Yang dimaksud dengan maut di sini yaitu berhubungan dengan keluarga dekat isteri yang bukan mahram perlu ekstra hati-hati dibanding dengan yang lain. Karena dengan mereka seringkali bertemu dan tidak ada yang bisa menyangka bahwa perbuatan yang mengantarkan pada zina atau zina yang keji itu sendiri bisa terjadi. Kita pun pernah mendapatkan berita-berita semacam itu.

Interaksi dengan kakak ipar bisa menjadi sebab timbulnya maksiat dan kehancuran. Karena orang bermudah-mudah untuk bebas bergaul dengan iparnya, tanpa ada pengingkaran dari orang lain. Sehingga interaksinya lebih membahayakan daripada berinteraksi dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan keluarga. Kondisi semacam ini akan memudahkan mereka untuk terjerumus ke dalam zina.

Wallahu A'lam Bishowab. [Alislamedia]

RUU pelarangan pengeras suara azan disetujui

Parlemen Israel menyutujui RUU tentang pelarangan pengeras suara azan. Rancangan undang-undang yang disebut "RUU Muazin" tersebut disobek oleh para anggota parlemen keuturunan Arab. RUU tersebut dirancang oleh institusi keagamaan, pada Rabu 8 Maret.

Sebelumnya Benjamin Netanyahu menyetujui RUU ini sebelumnya pada November lalu.

Untuk RUU ini akan dibahas kembali diparlemen pada waktu mendatang sebelum diputuskan keputusan terakhir.

Netanyahu mengatakan pada waktu itu bahwa ia menerima banyak keluhan dari semua lapisan masyarakat Israel "tentang kebisingan dan penderitaan yang disebabkan oleh suara berlebih dari pengeras suara yang ada di rumah-rumah ibadah." Pungkas Netanyahu, dikutip dari Detik.com

RUU ini didukung oleh Motti Yogev dari partai Jewish Home, mengatakan bahwa RUU itu "bagian penting dari legislasi sosial yang memungkinkan orang Arab dan Yahudi untuk bersantai selama jam istirahat"

"Tidak ada maksud untuk menyakiti orang-orang dari berbagai keyakinan," tambahnya.

Para pengkritik menilai bahwa RUU ini merupakan serangan terhadap kebebasan beragama.

"Suara muazin tidak pernah menyebabkan kebisingan lingkungan. Ini adalah soal ritual agama Islam penting, dan kami tidak pernah campur tangan dalam setiap upacara keagamaan terkait dengan Yahudi di parlemen ini. Anda telah melakukan tindakan rasis," kata Ahmed Tibi dari partai yang didominasi warga keturunan Arab dalam perdebatan.

"Intervensi Anda sangat menyerang Muslim," tambahnya.

Ayman Odeh, pemimpin Partai Joint List, keluar dari ruangan sesaat setelah merobek salinan RUU.

Warga Arab yang berada di Israel, yang juga dikenal sebagai Arab Israel, merupakan keturunan dari 160.000 warga Palestina yang tetap tinggal setelah pemerintahan Israel dibentuk pada tahun 1948.

Jumlahnya mencapai 20% dari penduduk Israel Sekitar 80% kaum Israel Arab adalah Muslim, sisanya terbagi antara Kristen dan Druze.
[Alislamedia]

Kiat selamat dari Sifat Munafik

Jelas keterangan yang terkandung didalam Al-Quran bahwa hukuman berat terhadap bagi orang munafik, sebagaimana tertuang dalam surah An-Nisaa 145 :

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka."

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah (seorang fakih di abad ini) pernah diajukan pertanyaan tersebut, lalu inilah jawaban beliau.
Cara selamat dari sifat munafik adalah sebagai berikut.

  1. Melatih diri agar terus bisa ikhlas pada Allah. Ini dilakukan sebelum lainnya.
  2. Menjauhkan diri dari sifat munafik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits mengenai sifat munafik, “Jika berjanji, maka ia ingkari. Jika berbicara, ia berdusta. Jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi. Jika diberi amanat, ia khianat.” Ini semua termasuk amalan kemunafikan. Siapa yang membiasakan sifat-sifat termasuk, maka ia bisa terjatuh pada kemunafikan yang besar. Wal’iyadzu billah (kepada Allah-lah kita berlindung).
  3. Hati-hati akan godaan setan karena setan terus memerintahkan untuk lalai dalam ibadah. Setan membisikkan, tidaklah perlu untuk shalat, tidaklah perlu untuk beribadah. Setan juga membisikkan, jangan melakukan shalat sunnah, nanti terjangkiti riya’. Bisikan setan semacam ini wajib disingkirkan dan tidak perlu dipedulikan. Kalau tidak dipedulikan bisikan tersebut, maka tidak akan membahayakan kita. Walhamdulillah.
  4. Setiap perkataan kita mestilah jujur, hendaklah kita menepati janji, menunaikan amanah, tidak berbuat zalim ketika berselisih.


Syaikh Ibnu ‘Utsaimin setelah itu berdo’a, Ya Allah selamatkan kami dari riya’ dalam hati kami. Selamatkanlah kami juga dari sifat kemunafikan dan semisal itu.

Diambil dari Liqa’at Al-Bab Al-Maftuh, pertemuan ke- 225, pertanyaan no. 16, 10: 224
[Alislamedia]

Al Islam Media

{picture#https://3.bp.blogspot.com/-V4XUeP9LVA8/WLwqjo21LNI/AAAAAAAAARw/SGjAYHt5FwEOpcj3egrtlDJ64MnIQWlXwCLcB/s1600/logo-Normal.jpg} Alislamedia adalah sebuah website yang dibangun dengan tujuan untuk berdakwah dijagad maya dengan ajaran yang sesuai dengan Ahlu Sunnah Wal Jamaah. {facebook#https://www.facebook.com/Al-Islam-Media-951541374980584/} {twitter#https://twitter.com/alislamedia} {google#https://plus.google.com/112566233403143663912}
Powered by Blogger.