Secara bahasa, doa bisa diartikan sebagai memohon atau meminta, doa pun identik dengan kata lain; dakwah. Sehingga doa bisa juga berarti mengajak atau mengundang agar datang. Doa memiliki arti permohonan yang mekanismenya dilakukan dengan permohonan langsung kepada Allah swt agar diberikan Rezeki, kebaikan, keberkahan, kemudahan, kesehatan dan jalan keluar dari kesulitan, kesempitan, kemudharatan dan lain-lain.
Sementara itu doa yang berarti mengundang ataupun mengajak dilakukan dengan cara menghadirkan arti-arti sifat dari Allah Subhanahu Wata'ala. yang berjumlah 99 (asmaul husna) di setiap perilaku kita sehari-hari.
Manfaat doan dan dzikir amat banyak, jumlahnya bisa mencapai seratus lebih. Akan tetapi kami akan menyebutkan beberapa faedah mengingat Allah Subhanahu Wata'ala.
1. Mendatangkan Keridhaan Allah.
2. Mengusir Syaitan, menundukkan dan mengenyahkanya.
3. Menghilangkan kesedihan hati dan kemuramanya.
4. Mendatangkan kegembiraan serta ketentraman dalam jiwa.
5. Menguatkan jasmani dan rohani.
6. Membuat hati dan wajah berseri-seri.
7. Melapangkan rezeki.
8. Menimbulkan rasa percaya diri dan menunjukan karisma.
9. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SUbhanahu Wata'ala yang merupakan ruh Islam, inti agama, poros kebahagian, kenikmatan, kemudahan dan keselamatan.
10. Menumbuhkan rasa selalu diawasi/dilihat oleh Allah subhanahu Wata'ala, sehingga memasukan seorang hamba ke dalam Ihsan. Maka, iapun dapat beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya, tetapi bila ia tidak mampu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah maha melihat pasti melihatnya.
11. Membuahkan ketundukan berupa kepasrahan diri kepada Allah dan niat kembali kepada-Nya. Selagi dia banyak bertaubat kepada Allah Subahanahu Wata'ala dengan menyebut asma-Nya, maka hatinya selalu ingat kepada Allah, sehingga Allah menjadi tempat mengadu serta tempat kembali baginya, juga sumber dari kebahagiaan dan kesenanganya, tempat bergantung saat senang ataupun mendapat bencana atau musibah, ketika lapang maupun sempit.
12. Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Semakin banyak seseorang berdzikir maka semakin dekatlah ia kepada-Nya. Begitu pula sebaliknya.
13. Membuka berbagai pintu ma'rifat selebar-lebarnya. Semakin banyak dia berdzikir, semakin lebar pintu tersebut terbuka baginya.
14. Memupuk rasa takut kepada Allah dan menggugah hati untuk senantiasa memuliakan-Nya.
15 Membuat diri selalu diingat Allah Subhanahu Wata'ala. Sebagaimana Firmanya :
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu..." (QS. Al-Baqarah:152)
16. Menghidupkan hati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : "Dzikir bagi hati sama dengan ari bagi ikan, maka apa yang terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air ?"
17. Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapanya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapanya.
Suatu hari Ibnul Qayyim menemui Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang sedang melaksanakan shalat shubuh. Seusai shalat, Syaikh berdzikir hingga hampir pertengahan siang. Saat itulah, beliau menoleh kearahnya dan berkata : "Inilah santapanku. Andaikan aku tidak mendapatkanya, niscaya kekuatanku akan hilang."
Syaikhul Islam juga pernah berkata : "Aku tidak akan meninggalkan dzikir; kecuali dengan niat mengistirahatkan jiwaku. Istirahat ini sebagai persiapan bagiku untuk melakukan dzikir yang berikutnya."
18. Membersihkan hati dan karatnya. Segala sesuatu memiliki karat, adapun karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan cara membersihkan karat ini seorang hamba harus bertaubat dan beristighfar.
19. Menghapuskan dan menghilangkan kesalahan. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung, sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan.
20. Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai terus dihantui oleh kerisauan atau kegelisahan, yang tidak bisa dihilangkan kecuali berdzikir.
21. Takbir (Allahu Akbar), Tasbih (Subahanallah), Tahmid (Alhamdulillah, dan tahlil (Laa ilaaha Illallah). Seorang hamba tatkala berdzikir akan mengingatnya saat ditimpa kesulitan
22. Seorang yang mengenal Allah Subahanahu Wata'ala dengan cara berdzikir pada saat lapang menjadikan hamba tetap mengenal-Nya disaat menghadapi kesulitan, Maka Allah mengenalnya saat ia ditimpa kesulitan.
23. Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari berbagai keburukan didunia dan akhirat, serta sebagai penyelamat dari adzab Allah, seperti dikatakan Mu'adz bin Jabal Rahimahullah :
"Tidak ada amal anak Adam yang lebih menyelamatkan dari adzab Allah selain daripada dzikir kepada Allah." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Sanadnya Shahih)
24.Dzikir kepada Allah menyebabkan turunya ketenangan serta datangnya rahmat. Bahkan ditegaskan bahwasanya para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
25. Dzikir menyibukan lisan hingga ia tidak melakukan ghibah, mengadu domba, berdusta, kekejian dan kebathilan. Siapapun yang membiasakan lidahnya untuk selalu berdzikir, maka lebih terjaga (selamat) dari kebathilan serta perkataan yang sia-sia.
Secara harfiah, doa berarti memohon, doa pun identik dengan kata lain; dakwah. Sehingga doa bisa juga berarti mengajak atau mengundang agar datang. Doa yang berarti permohonan mekanismenya melakukan permohonan langsung kepada Allah swt agar diberikan kebaikan, keberkahan, kemudahan, kesehatan dan jalan keluar dari kesulitan dan lain-lain.
Sementara doa yang berarti mengundang hadir atau mengajak dilakukan dengan caara menghadirkan arti-arti sifat Allah swt. yang berjumlah 99 (asmaul husna) di setiap perilaku kita sehari-hari.
26. Majelis dzikir adalah majelisnya para malaikat, sedangkan majelis kelalaian dan permainan adalah majelis syaitan.
27. Para malaikat selalu memohonkan ampunan bagi orang yang berdzikir. Banyak berdzikir akan menghindarkan diri kita dari sifat nifaq (munafik).
28. Orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah akan merasa bahagia dan mendapat keberkahan, begitu pula bagi orang yang dekat denganya.
29. Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan pada hari kiamat, karena setiap majelis yang tidak terdapat dzikir kepada Allah akan menjadi penyesalan kelak (pada hari kiamat).
30. Berdzikir kepada Allah sendirian sambil meneteskan air mata akan melindunginya dari panas matahari dipadang mahsyar pada hari kiamat, karena dia dilindungi oleh Arsy Allah. Adapanu orang lain yang tidak berdzikir kepada Allah akang tersengat panasnya matahari pada saat itu.
31. Dzikir itu ibadah yang paling mudah, namun yang paling agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah adalah gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah dilakukan manusia.
Diantara kalimat yang ringan dilisan tetapi berat ditimbangan dan dicintai oleh Allah yaitu :
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
"Maha suci Allah, aku memuji-Nya, mahasuci Allah yang maha agung." (Shahih HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
32. Dzikir merupakan tanaman Surga. Ini sebagaimana riwayat at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas'ud Rahimahullah, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Pada malam tatkala diisra'kan, aku bertemu Ibrahim al-Khalil, lantas dia berkata padaku : 'Wahai Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga itu bagus tanahnya, segar airnya, dan bahwa surga itu berupa tanah yang kosong sedangkan tanamanya adalah lafazh dzikir :
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
'Maha suci Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahidengan benar kecuali Allah, dan Allah maha besar.'" (Shahih: HR. At-Tirmidzi)
Menurut at-Tirmidzi Rahimahullah, sanad hafits tersebut hasan gharib.
33. Pemberian dan karunia Allah yang dilimpahkan karena dzikir tidak pernah dilimpahkan-Nya karena amal yang lain. Dari Abu Hurairah Rahimahullah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Barang siapa yang mengucapkan :
لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير
'Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.'
Sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dia mendapat pahala seperti pahala membebaskan sepuluh budak, ditetapkan baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan hal itu menjadi perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari, dan tidak seorangpun yang membawa sesuatu yang lebih baik darpiada sesuatu yang dibawa orang itu, kecuali seseorang yang melakukanya lebih banyak lagi." (Shahih: HR. Al-Bukhari dan Muslim)
34. Terus-menerus berdzikir membuat hati seseorang tidka melalaikan Allah. Siapa yang melalaikan Allah akan lalai terhadap kemaslahatan dirinya sehingga dia pun binasa. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik."(QS. Al-Hasyr:19)
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (١٢٤)قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (١٢٥) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (١٢٦
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu [pula] pada hari ini kamupun dilupakan". (QS. Thaha: 124-126)
Makna firman Allah tersebut yaitu kamu diabaikan dan berada dalam kubangan azab sebagaimana kamu melupakan ayat-ayat-Ku dan tidak mau mengmalkanya dahulu.
Juga mencakup berpaling dari berdzikir kepada-Nya dengan hal yang disebutkan dalam kitab tersebut, juga berpaling dari asma-Nya, sifat-sifat-Nya, perintah-Nya, anugerah maupun nikmat-nikmat-Nya. Semua ini adalah akibat berpaling dari kitab Allah Subhanahu Wata'ala, al-Quran.
Dengan kata lain, "Siapa saja yang berpaling dari kitab-Ku, tidak mau membacanya, tidak mau mendalaminya, dan tidak memahaminya serta tidak mengamalkanya, maka niscaya hidup dan kehidupanya akan menjadi sempit dan dia akan senantiasa tersiksa."
35. Dzikir selalu menyertai hamba meskipun dia berada ditempat tidak, dipasar, tatkala sehat, sewaktu sakit, pada saat mendapat kenikmatan dan kesenangan, ketika menderita dan mendapat cobaan. Bahkan dzikir itu bersama hamba disetiap kondisi.
36. Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang sering mengucapkanya di dunia, dikuburan, dan ditempat kembalinya, yang meneranginya pada saat melalui Shirath. Sungguh, tidak ada yang dapat menyinari kubur dan hati melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah.
أَوَمَن كَانَ مَيۡتً۬ا فَأَحۡيَيۡنَـٰهُ وَجَعَلۡنَا لَهُ ۥ نُورً۬ا يَمۡشِى بِهِۦ فِى ٱلنَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ ۥ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ لَيۡسَ بِخَارِجٍ۬ مِّنۡہَاۚ كَذَٲلِكَ زُيِّنَ لِلۡكَـٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-An'am:122)
37. Dzikir merupakan pangkal landasan jalan manusia secara umum dan bentuk kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan jalan untuk berdzikir berarti telah dibukakan baginya jalan untuk menuju kepada Allah.
38. Didalam hati ada suatu celah yang hanya dapat disumbat dengan berdzikir. Jika dzikir sudah menjadi semboyan hati, dimana hati inilah yang pada asalnya berdzikir, kemudian lisan mengikutinya, maka dzikir yang bisa menutupi celah tersebut. Maka manusia kan menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena keturunan, dan disegani bukan karena kekuasaan.
39. Dzikir dapat menghimpun yang tercerai berai dan menceraiberaikan yang terhimpun, serta mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Apa yang berserakan dihati hamba bisa dihimpun, seperti kehendak dan hasrat. Siksaan terpedih ialah jika apa yang ada dalam hati hamba tercerai berai. Hati hamba baru hidup dan merasakan kenikmatan hakiki jika kehendak dan hasratnya terhimpun menjadi satu.
40. Dzikir akan membangunkan hati dari tidur panjangnya, dan menjaganya dari kantuk (kelalaian). Manusia yang hatinya terjaga dari kelalaian akan menyadari berbagai kebaikan yang terluput darinya. Lalu dia berusaha menghidupkan sisa umurnya untuk meraih kebaikan-kebaikan tersebut.
41. Dzikir yang intinya tauhid ibarat sebatang pohon yang membuahkan pengetahuan dan keadaan yang dituju oleh hamba yang berjalan menuju Allah Subhanahu Wata'ala. Buahnya hanya bisa dipetik dari pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, niscaya ia akan banyak menghasilkan buah.
42. Orang yang berdzikir senantiasa merasakaan ma'iyyah (Kebersamaan) Allah, bahkan Dia selalu bersamanya. kebersamaan ilahi ini bersifat khusus, bukan kebersamaan yang hanya bersifat pengetahuan Allah terhadap hamba-Nya; tetapi kebersamaan karena kedekatan, cinta, pertolongan, dan taufiq-Nya.
Allah berfirman :
...إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ
"Sungguh Allah beserta orang-orang yang bertaqwa..." (QS. An-Nahl:128)
وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ...
"...Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah:249)
Karena kebersamaan ini, orang yang berzikir mendapatkan karunia yang melimpah, sebagaimana dalam hadits qudsi : "Aku bersama hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku." (Shahih: HR. Ibnu Majah, Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban)
43. Sesungguhnya didalam hati ada kekerasa yang tidak bisa dicairkan kecuali dengan berdzikir kepada Allah.
44. Dzikir merupakan penyembuhan dan obat penyakit hati. Imam Mak-hul berkata : "Mengingat Allah adalah kesembuhan, sedangkan mengingat manusia adalah penyakit."
45. Dzikir mendatangkan shalawat Allah dan para malaikat bagi pelakunya.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرً۬ا كَثِيرً۬ا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً۬ وَأَصِيلاً (٤٢) هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ وَمَلَـٰٓٮِٕكَتُهُ ۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَڪَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمً۬ا (٤٣
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah [dengan menyebut nama] Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya [memohonkan ampunan untukmu], supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya [yang terang]. Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 41-43)
Shalawat dari Allah dan para malaikat merupakan sebab untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.
46. Berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala dapat memudahkan kesulitan serta dapat meringankan beban yang berat.
47. Dzikir kepada Allah menyingkirkan segala ketakutan didalam hati sehingga menghadirkan perasaan aman.
48. Dzikir kepada Allah memberikan kekuatan bagi pelakunya sehingga mampu menyelesaikan suatu pekerjaan berat tanpa disangka-sangkat.
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam perna mengajari putrinya, Fathimah, dan Ali bin Abi Thalib Rahimahullah pada suatu malam agar bertasbih sebanyak 33 kali tatkala hendak beranjak tidur, juga supaya bertahmid sebanyak 33 kali dan bertakbir 34 kali. Ini terjadi ketika putri beliau itu meminta seorang pelayan untuk membantun pekerjaanya, setelah mengadukan kesulitanya sebab harus menggunakan alat penggiling dan menyelesaikan urusan rumah tangga. Kemudia Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengjarkan dzikir tersebut dan bersabda : "Yang demikian itu lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang hamba/pelayan."
49. Dzikir adalah pangkal Syukur. Orang yang tidak berdzikir adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dzikir dan syukur adalah paduan kebahagiaan dan kejayaan. Kedua anugerah tersebut dihimpun dalam firman-Nya:
فَٱذۡكُرُونِىٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡڪُرُواْ لِى وَلَا تَكۡفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat [pula] kepadamu [2], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari [ni’mat] -Ku." (QS Al-Baqarah:152)
50. Termasuk dzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah melaksanakan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, serta menunaikan hukum-hukum-Nya.
Wallahu A'lam Bishowab.